Presiden Joko Widodo mengatakan salah satu capaian dari Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur ke-18 adalah pengembangan ekosistem mobil listrik atau EV di Asia Tenggara. Kepala Negara menyampaikan kesepakatan tersebut didukung penuh oleh Cina, Jepang, dan Korea Selatan.
Jokowi menilai kesepakatan tersebut akan mensejahterakan masyarakat melalui program hilirisasi industri. Ia menjelaskan, ekosistem EV yang dimaksud adalah pengolahan dari sisi hulu atau pernambangan hingga hilir atau pembuatan EV.
"Indonesia dan ASEAN terus menyuarakan kepentingan negara-negara pasifik dan kepentingan negara berkembang," kata Jokowi dalam Konferensi Pers di Jakarta Convention Center, Kamis (7/9).
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menanggapi arahan Presiden Joko Widodo yang mendorong kerja sama pembangunan ekosistem kendaraan listrik dengan pemerintah Vietnam. Dia mengatakan bahwa saat ini Indonesia sangat terbuka dan fokus untuk membangun industri baterai kendaraan listrik.
"Kalau perusahaan milik Vietnam mau masuk investasi ke dalam negeri, kami terbuka karena kami fokus di bagian baterainya. Apakah investasinya di kendaraan lokal seperti motor? Itu terbuka," kata Erick di Hotel Mulia, Selasa (5/9).
Erick mengatakan, pemerintah tidak membeda-bedakan investasi berdasarkan asal negara. Oleh karena itu, menurut Erick, BUMN yang masuk dalam ekosistem kendaraan listrik siap bekerja sama dengan perusahaan asal Vietnam.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia juga sebelumnya menyampaikan bahwa ndonesia berpotensi menjadi negara dengan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terbesar di dunia. Hal tersebut karena sumber daya nikel di Indonesia sangat besar mencapai 25% dari cadangan dunia.
Oleh karena itu, menurut dia, pihaknya akan fokus mendorong hilirisasi nikel guna mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu hingga hilir.
“Hilirisasi sumber daya nikel menjadi baterai siap ekspor adalah salah satu keputusan tepat untuk mendorong negara kita menjadi salah satu negara yang disegani dalam konteks investasi untuk pembangunan baterai mobil listrik,” ujar Bahlil dalam keterangan resmi, Kamis (31/8).
Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.
Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.
#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData