Guru Besar sekaligus Kepala Biotech Center IPB University Dwi Andreas Santosa mengatakan El Nino tidak hanya berdampak pada produksi beras 2023 namun juga tahun depan. Pasalnya, masa panen raya diprediksi akan mundur.
Dwi Andreas memprediksi produksi beras domestik akan susut 5% akibat El Nino tahun ini. Dengan kata lain, Andreas menghitung produksi beras di dalam negeri akan susut sekitar 1,5 juta ton sepanjang 2023. Menurutnya, prediksinya telah lebih tinggi dari perkiraan Badan Pusat Statistik sebesar 2,35%.
Dia mengatakan, El Nino juga akan berdampak pada produksi beras ada 2024. Andreas mengutip badan klimatologi Amerika Serikat, Climate Prediction Center, yang memprediksi El Nino akan lebih panjang dari semua hingga November 2023 menjadi hingga Januari 2024.
"Bertambahnya waktu El Nino akan menggeser waktu panen raya tahun depan dari Maret-April 2024 menjadi April-Mei 2024," ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa (12/9).
Oleh karena itu, Andreas berharap agar strategi pemerintah dalam menekan harga beras dapat berhasil. Strategi tersebut termasuk pemberian beras bantuan kepada Keluarga Penerima Manfaat pada September-November 2023. Adapun, penyaluran beras bantuan tersebut dilakukan oleh Perum Bulog.
"Ini cukup banyak membantu agar harga beras tidak terlalu tinggi," katanya.
Andreas juga optimistis bisa memenuhi target impor beras 2 juta ton. Bulog telah mengimpor 1,6 juta ton. Sementara 400.000 ton sisanya akan diselesaikan hingga November 2023.
Bansos Beras Mulai Disalurkan
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas menyampaikan total beras yang akan dikucurkan kepada KPM mencapai 640.590 ton. Secara rinci, 21,3 juta KPM akan mendapatkan bantuan beras sejumlah 10 kilogram per bulan pada September-November 2023.
Untuk diketahui, bantuan beras tersebut sebelumnya dijadwalkan pada kuartal terakhir tahun ini. Adapun, pemerintah telah mengucurkan bantuan beras pada kuartal kedua tahun ini dengan jumlah dan skema yang sama.
"Harapan kami dengan bantuan beras ini dapat berdampak efektif terhadap harga beras seperti yang telah kita lakukan pada tahap I di bulan Maret - Mei lalu” kata Buwas dalam keterangan resmi, Selasa (12/9).
Presiden Joko Widodo mengatakan Perum Bulog juga akan melakukan operasi pasar secara masih di retail modern dan pasar tradisional. Menurutnya, operasi pasar tersebut bertujuan untuk meredam kenaikan harga beras saat ini.
Badan Pangan Nasional mendata harga beras medium telah naik 14,88% secara tahunan per September 2023 menjadi Rp 12.580 per Kg. Sementara itu, harga beras premium tumbuh 14,74% menjadi Rp 14.320 per Kg.
"Bulog juga melakukan operasi pasar ke ritel-ritel dan pasar-pasar, semuanya akan diguyur beras secara masif. Kami harapkan dengan itu harga beras akan mulai turun,” kata Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan 19 negara saat ini telah membatasi ekspor pangan. Menurutnya, negara-negara tersebut melakukan hal tersebut untuk mengantisipasi dampak El Nino.
Jokowi memahami strategi hal tersebut akibat prediksi berlanjutnya El Nino hingga awal 2024. Namun Jokowi menilai hal tersebut dapat mengancam beberapa ketersediaan sebagian pangan di dalam negeri, seperti gandum dan beras.
"Sudah enggak bisa impor gandum dan beras lagi nanti," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi di Istana Negara, Kamis (31/8).
Untuk diketahui, salah satu negara yang telah melarang ekspor beras adalah India. Jokowi mengaku telah bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi untuk meminta konfirmasi.
Jokowi mendapatkan penjelasan bahwa harga beras di India telah naik. Oleh karena itu, strategi yang diterapkan Modi untuk menurunkan harga beras di India adalah menghentikan ekspor secara sementara.
Maka dari itu, Jokowi mengarahkan seluruh pimpinan pemerintah daerah untuk bekerja keras untuk menyelamatkan masyarakat. Jokowi mencatat inflasi pangan di dalam negeri telah mencapai 6,4% per Juli 2023.
Pemerintah India melarang ekspor beras putih non-basmati mulai 20 Juli 2023. Larangan ini diberlakukan untuk meredam lonjakan harga beras di dalam negeri mereka.
Kebijakan tersebut mempengaruhi pasokan beras dunia. Pasalnya India eksportir beras terbesar dunia. BErikut daftra eksportir beras terbesar dunia, seperti tertera dalam grafik.