Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan teknologi yang digunakan pada Kereta Cepat Jakarta Bandung merupakan teknologi terbaru di industri kereta cepat. Oleh karena itu, Erick mengatakan KCJB dapat melaju lebih tinggi dari rencana kecepatan maksimumnya, yakni hingga 351 kilometer (Km) per jam.
Menurut Erick, KCJB menggunakan teknologi kereta cepat terbaru yang juga digunakan oleh kereta cepat di Cina. Dia berpendapat teknologi tersebut tidak kalah dengan teknologi kereta cepat besutan negara lain, seperti Spanyol, Prancis, Italia, dan Jepang.
"Jadi, KCJB maksudnya cepat, tapi enggak kerasa cepat kan? Karena ini teknologi baru. Cina punya ekosistem kereta cepat yang lebih maju," kata Erick di Stasiun KCJB Halim, Rabu (12/9).
Erick menjelaskan kereta cepat dengan menggunakan teknologi Cina tersebut secara total sudah memiliki jalur eksisting hingga 48.000 Km. Adapun, jalur KCJB saat ini hanya sepanjang 142, Km.
Dia mengatakan, teknologi kereta cepat buatan Cina juga akan didunakan kembali untuk perpanjangan jalur Kereta Cepat Jakarta Bandung hingga Surabaya. Menurutnya, Hal tersebut penting agar terjadi keberlanjutan penggunaan teknologi di dalam negeri
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China Dwiyana Slamet Riyadi menjelaskan teknologi dalam KCJB merupakan yang pertama di dalam negeri. Adapun, teknologi tersebut seluruhnya berasal dari Negeri Tirai Bambu.
Alhasil, Dwiyana mengatakan pengoperasian KCJB saat ini masih dilakukan oleh China Railway Group Limited atau CREC. Untuk diketahui, CREC merupakan salah satu dari lima perusahaan pelat merah China yang membentuk usaha patungan Beijing Yawan.
Selain CREC, empat perusahaan lain yang membentuk Beijing Yawan adalah China Railway International Co Ltd, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Sifang co. ltd, dan China Railway Signal and Communication Corporation. Beijing Yawan kini menguasai sekitar 40% dari kepemilikan KCIC.
Walau demikian, Dwiyana menyampaikan KCIC telah menyiapkan sumber daya manusia dari dalam negeri. Tenaga kerja tersebut disiapkan untuk menggantikan tenaga kerja asing yang kini mengoperasikan KCJB.
Dwiyana menargetkan seluruh tenaga kerja KCIC pada akhirnya akan berasal dari dalam negeri. "SDM kami sebagian sudah pelatihan dan sekarang algi magang kerja. Jadi mereka sekarang mengisi posisi seperti teknisi kereta api dan driver kereta api," kata Dwiyana.