Perum Bulog akan impor beras 1 juta ton dari Cina. Impor untuk memasok cadangan beras pemerintah atau CBP tersebut rencananya akan kembali dilakukan 2024.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan wacana impor tersebut telah disampaikan Direktur Utama Bulog Budi Waseso pekan lalu. Namun, Iqbal menekankan wacana impor beras 2024 sebatas masalah teknis importasi beras.
"Kapan pelaksanaanya? Ya mesti ada penugasan tertulisnya, itu domainnya di regulator, yakni Badan Pangan Nasional," kata Iqbal kepada Katadata.co.id, Senin (25/9).
Iqbal menyampaikan Bulog telah menyiapkan strategi pemenuhan CBP dari dalam maupun luar negeri. Menurutnya, hal tersebut penting agar CBP dapat terjaga di atas 1 juta ton, tepatnya sejumlah 1,2 juta ton setiap saat.
Dia menegaskan, Bulog akan tetap memprioritaskan pemenuhan CBP dari hasil produksi dalam negeri. Pemenuhan CBP dari produksi dalam negeri harus sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah atau HPP yang ditetapkan oleh pemerintah.
Untuk diketahui, HPP menjadi acuan Bulog untuk menyerap hasil produksi petani lokal adalah Rp 6.300 per kilogram (Kg) untuk gabah kering dan Rp 5.000 per Kg untuk gabah basah. Berdasarkan data Badan Pangan Nasional, rata-rata nasional harga Gabah Kering Panen atau GKP di tingkat petani telah mencapai Rp 6.600 per Kg. Sementara itu, Gabah Kering Giling di tingkat penggilingan senilai Rp 7.480 per Kg.
Harga Beras Makin Tinggi
Sementara itu, harga beras makin tinggi meskipun pemerintah sudah menggelontorkan Bantuan Pangan tahap II berupa beras. Harga beras diprediksi tetap tinggi hingga akhir tahun.
Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional, rata-rata harga beras medium nasional mencapai Rp 13.160 per kg pada Senin (25/9). Harga beras tersebut naik 1,3% dibandingkan pekan lalu Senin (18/9) yang mencapai Rp 12.990 per kg, atau naik 8,2% dibandingkan 25 Agustus 2023.
Mayoritas provinsi mencatatkan harga beras premium lebih besar 20% dari HET di masing-masing zona. Harga beras medium tertinggi ditemukan di Papua atau hingga Rp 15.690 per Kg, sedangkan terendah di Sulawesi Tengah senilai Rp 11.000 per Kg.
Sebelumnya, Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi Dan Beras Indonesia atau Perpadi, Sutarto Alimoeso, mengatakan bantuan beras dan operasi pasar yang dilakukan oleh Perum Bulog akan menurunkan harga beras. Namun penurunan tersebut tidak akan berdampak signifikan.
"Kalau betul-betul terlaksana sesuai rencana, harga beras akan turun sedikit saja. Sangat sulit harga beras untuk kembali ke harga awal sesuai Harga Pokok Produksi atau Harga Eceran Tertinggi," kata Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso kepada Katadata.co.id, Rabu (20/9).
Sutarto meramalkan harga beras tersebut tidak akan berubah hingga akhir tahun ini. Sebab, posisi stok beras di masyarakat dan pemerintah pas-pasan.
Menurut dia, pasokan beras yang ketat disebabkan oleh menurunnya produksi secara tahun berjalan. Maka dari itu, Sutarto mendorong pemerintah untuk menggenjot peningkatan dan pengamanan produksi padi untuk meningkatkan ketersediaan beras tahun depan.
"Bila diperhitungkan tetap kurang ketersediaan beras di dalam negeri, ya terpaksa impor," kata Sutarto.