Siasat Unilever dan Coca-Cola Tekan Emisi Karbon dan Transisi Energi

Katadata/Muhammad Fajar Riyandanu
Katadata SAFE 2023 di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Selasa (26/9).
26/9/2023, 15.24 WIB

Sejumlah pelaku industri berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon dan mengimplementasikan inisiatif berkelanjutan dalam operasional mereka di tengah tren transisi energi.

Unilever dan Coca Cola termasuk dua perusahaan yang giat meningkatkan aspek keberlanjutan. Mereka melaksanakan beberapa strategi seperti penggunaan energi terbarukan, efisiensi energi, pengurangan emisi transportasi dan logistik, hingga pengelolaan limbah.

Di sisi lain, pelaku industri juga mengharapkan dukungan dan regulasi yang jelas dari pemerintah, serta kolaborasi dengan pemasok dan komunitas untuk mencapai tujuan berkelanjutan perusahaan.

Vice President Public Affairs Communications and Sustainability Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia dan New Guinea, Lucia Karina, mengatakan perusahaan berkomitmen untuk mengaplikasikan 30% penggunaan energi terbarukan dari semua energi yang digunakan oleh Coca-Cola Indonesia pada 2030.

Lucia mengatakan, saat ini perusahaan tengah mengakselerasi target tersebut seiring target penggunaan energi terbarukan yang baru sekitar 7% hingga akhir 2023.

"Kami masih bergantung dengan PLN, dan pembangkit listrik batu bara masih menjadi pemain utama," kata Lucia saat menjadi pembicara di Katadata Sustainable Action for Future Economy (SAFE) 2023 di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Selasa (26/9).

Perusahaan juga menggandeng pemasok bahan baku untuk turut serta dalam proyek dekarbonisasi. Lucia menjelaskan, perusahaan meminta para pemasok untuk membuat peta jalan pengurangan emisi.

Selain itu, perusahaan juga telah mengucurkan dana Rp 175 miliar untuk pengadaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di sejumlah area pabrik. "Karena ambisi kami 2040 karbon netral," ujar Lucia.

Sikap serupa juga dilakukan oleh Unilever Indonesia. Corporate Secretary and Director of Sustainability & Corporate Affairs Unilever Indonesia, Nurdiana Darus, menjelaskan langkah perusahaan untuk mengurangi emisi dilakukan dengan pemasangan PLTS Atap berkapasitas 2,5 megawatt-peak (MWp).

Unilever juga berupaya untuk mengubah kendaraan operasional perusahaan menjadi kendaraan listrik, terutama pada truk angkutan. Selain itu, Unilever juga menyediakan fasilitas isi ulang atau refill di bank sampah perusahaan.

Strategi refill di bank sampah bertujuan untuk mengurangi penggunaan kemasan saset. Nurdiana mengklaim perusahaan telah mengurangi 1,9 ton emisi dan program refill station pada 2022. "Jadi Rinso, Molto, Sunlight, masyarakat itu bisa refill langsung di bank sampah," ujarnya.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

SAFE Forum 2023 akan menghadirkan lebih dari 40 pembicara yang akan mengisi 15 lebih sesi dengan berbagai macam topik. Mengangkat tema "Let's Take Action", #KatadataSAFE2023 menjadi platform untuk memfasilitasi tindakan kolaboratif dari berbagai pemangku kepentingan yang disatukan oleh misi menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih hijau. Informasi selengkapnya di sini.