Kementerian Perdagangan berencana mengimpor 250 ribu ton jagung yang akan menjadi bahan pangan ternak dalam waktu dekat. Keputusan tersebut dianggap mendesak untuk menekan harga pakan ternak yang kian meroket.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan harga jagung di level peternak berangsur naik, sehingga diperlukan langkah untuk mengimpor jagung industri. Kenaikan pakan ternak dikhawatirkan mengerek harga komoditas hewani seperti daging dan telur ayam serta daging sapi.
"Harga jagung berangsur-angsur naik di tempat peternak. Oleh karena itu ditambah untuk impor jagung industri, ditambah 250 ribu ton untuk industri pakan ternak," kata Zulhas kepada wartawan di Istana Merdeka Jakarta pada Senin (9/10).
Keputusan tersebut merupakan salah satu topik yang dibahas di dalam rapat terbatas (ratas) kabinet terkait pangan. Sejumlah pejabat yang terpantau hadir yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan hingga Kepala Badan Pangan Nasional sekaligus pelaksana tugas (Plt) Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi.
Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi menjelaskan pemerintah bakal mengimpor jagung dalam dua kloter dengan masing-masing seberat 250 ribu ton.
Dia mengatakan impor kloter pertama harus segera datang ke Tanah Air dalam waktu sebulan ke depan, menyesuaikan termin sebelum panen di dalam negeri. "Ini untuk menjaga produksi dari petani agar harganya jangan sampai jatuh," kata Arief.
Pemerintah juga telah menyiapkan calon pembeli yang akan menyerap jagung impor nantinya. Hal tersebut merupakan langkah untuk mencegah kejadian jagung impor yang tak terserap oleh industri pakan ternak karena pasokan yang sudah terpenuhi. "Jangan sampai seperti dulu, Bulog impor tapi peternaknya sudah beli, jadi harus ada standby buyer-nya," ujar Arief.
Untuk menutup potensi jagung impor yang tak terserap nantinya, Arief telah meminta Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian untuk berdialog dengan peternak ayam dan peternak sapi. "Kan temen-teman peternak kan temen saya juga, kami kuatkan lagi komunikasinya, kami buat harmonis karena sebelum ini kurang harmonis," kata Arief.
Selama ini pemerintah mengimpor beberapa jenis komoditas pangan, berikut grafik Databoks: