Perdagangan Perdana Bursa CPO, Sawit Lokal Dijual Rp 11.305 per Kg

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/nz
Ilustrasi.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
20/10/2023, 13.57 WIB

Bursa Minyak Sawit Mentah atau CO telah beroperasi pada hari ini, Jumat (20/10), atau lebih cepat dari target sebelumnya pada pekan depan, Senin (23/10). 

Seluruh CPO tersebut diperdagangkan dengan kontrak pengiriman ke tangki CPO di Pelabuhan Dumai Riau. Nilai CPO yang disepakati tersebut telah termasuk ongkos kirim dari tangki penjual ke tangki pembeli di Pelabuhan Dumai.

Perdagangan tersebut terjadi pada sesi pertama Bursa CPO, yakni pukul 10.00 - 11.00 WIB. Pemain Bursa CPO yang aktif dalam perdagangan tersebut hanya dua dari 18 pihak yang tertelah menerima otorisasi PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia atau ICDX.

"Saya tidak terlalu berharap banyak pada perdagangan hari ini, karena baru hari pertama. Bahwa penoperasian Bursa CPO lebih cepat dari target itu sudah hal yang positif," kata Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Didid Noordiatmoko di kantor ICDX, Jumat (20/10).

ICDX menetapkan nilai awal CPO pada perdagangan perdana tersebut mencapai Rp 12.485 per kg. Angka tersebut didapatkan setelah mempertimbangkan harga CPO di Bursa Rotterdam dan Bursa Malaysia.

Perdagangan perdana Bursa CPO menghasilkan harga CPO yang lebih rendah 9,45% dari harga yang ditetapkan ICDX. Meski demikian, Didid menekankan , tujuan pengoperasian Bursa CPO bukan membuat harga sawit domestik lebih tinggi.

"Bukan soal itu, tapi harganya adil. Tadi dibuka Rp 12.000 per kg, dapatnya Rp 11.000 per kg.  Kalau kejadiannya seperti itu, itulah harga yang fair," ujarnya.

Didid berharap pemain Bursa CPO dapat lebih aktif lagi dalam setiap sesi perdagangan. Menurutnya, hal tersebut akan menciptakan harga CPO yang lebih adil di dalam negeri.

Bursa CPO memiliki tiga sesi perdagangan, yakni pada 10.00-11.00 WIB, 16.00-17.00 WIB, dan 20.00-21.00 WIB. Jumlah kontrak yang diperdagangkan setiap sesi adalah enam unit.

Keenam unit tersebut dibagi dua berdasarkan lokasi pengiriman CPO, yakni Pelabuhan Dumai, Riau dan Pelabuhan Belawan, Sumatra Utara. Setiap pelabuhan memiliki tiga kontrak, yakni CPO bersertifikat ISPO, CPO bersertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil atau RSPO, dan CPO tanpa sertifikat.

Perdagangan perdana Bursa CPO hanya terjadi pada kontrak CPO bersertifikat ISPO. Didid berharap agar ICDX mengembangkan jumlah kontrak tersebut pada masa depan.

Didid mengatakan, pengembangan kontrak yang dimaksud dapat berupa pengiriman CPO ke pelabuhan lain. Oleh karena itu, Didid menilai pengembangan kontrak selanjutnya dapat berupa pengiriman dengan skema freight on board (FoB) atau Cost, insurance, and freight (CIF).

"Jangan buru-buru minta lari dulu, tapi saya harapkan Bursa CPO bisa berjalan terus dan membaik, selain itu jenis-jenis kontraknya lebih banyak lagi," katanya.




Reporter: Andi M. Arief