Aksi boikot terhadap produk-produk Israel ramai diserukan di tengah perang yang sedang terjadi di Gaza dan telah membunuh ribuan warga Palestina. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menghargai aksi boikot tersebut sebagai bentuk kepedulian masyaraka. Di sisi lain, ia menilai perlu pemangku kepentingan perlu menjaga keseimbangan dari aksi boikot tersebut.
Ida mengatakan, keseimbangna dalam program boikot produk Israel tersebut perlu dijaga agar tidak menimbulkan kekhawatiran. Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Kemenaker perlu melakukan komunikasi intens dengan pemangku kepentingan.
"Perlu komunikasi intens dengan teman-teman yang ada di perusahaan-perusahaan yang berafiliasi dengan Israel dan negara-negara sekutunya," kata Ida dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Selasa (14/11).
Ida mengatakan, komunikasi intens tersebut bertujuan agar aksi boikot tidak mengganggu kesempatan masyarakat yang bekerja pada perusahaan-perusahaan tersebut.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan juga tidak melarang gerakan sebagian masyarkat yang memboikot produk-produk yang mendukung Israel. Ketua Umum PAN yang akrab disapa Zulhas ini menyampaikan pemerintah mengutuk perbuatan Israel terhadap Palestina.
Aksi boikot terhadap produk Israel dipopulerkan melalui gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) yang sudah dimulai sejak 2005. Langkah untuk ramai-ramai memboikot kembali diserukan di tengah perang yang kembali pecah di Timur Tengah.
"Boikot produk yang mendukung Israel itu terserah masyarakat, tapi apakah itu membantu penyelesaian konflik? Silahkan saja lakukan boikot," kata Zulhas di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Kamis (9/11).
Mengutip situs BDS, gerakan boikot, divestasi, dan sanksi adalah gerakan kebebasan, keadilan, dan kesetaraan yang dipimpin Palestina. BDS menjunjung tinggi prinsip sederhana bahwa warga Palestina berhak atas hak yang sama seperti umat manusia lainnya.
Menurut mereka, Israel menduduki dan menjajah tanah Palestina, melakukan diskriminasi terhadap warga Palestina di Israel dan menolak hak pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka. Gerakan ini terinspirasi oleh gerakan anti-apartheid di Afrika Selatan.
Komite Nasional Palestina mendorong konsumen untuk memboikot beberapa produk yang terkait atau mendukung Israel, antara lain:
1. Hewlett Packard
2. Google
3. Amazone
4. JBC
5. Volvo
6. Hyundai
7. Chevron
8. AXA
9. Puma
10. Carrefour
11. Booking.com
12. Barclays
13. Expedia
Di sisi lain, Zulhas mempertanyakan negara-negara barat dalam konflik Palestina-Israel. Zulhas mencontohkan langkah cepat yang dilakukan negara-negara barat saat invasi Rusia ke Ukraina.
Zulhas berargumen konflik Palestina-Israel lebih berat dibandingkan konflik Ukraian-Israel dari jumlah korban jiwa. Zulhas mencatat jumlah anak yang meninggal selama sebulan konflik Palestina-Israel mencapai 4.000 orang, sedangkan konflik Ukraina-Rusia yang berlangusng lebih dari setahun memakan 3.000 anak-anak.
"Kami mempertanyakan negara-negara barat yang selalu berbicara tentang HAM dan Kemanusiaan. Kok diam seribu bahasa?" katanya.