Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki menilai, minimnya partisipasi pabrik kelapa sawit atau PKS dalam Bursa CPO adalah karena menggunakan skema transaksi fisik. Penjual Bursa CPO harus mengantarkan minyak sawit mentah atau CPO secara fisik antara ke Pelabuhan Belawan atau Pelabuhan Dumai.
Ketua Umum Gapki Eddi Martono menilai, skema tersebut tidak adil bagi PKS yang berada di luar Pulau Sumatra. Selain itu, Eddi berpendapat pengantaran fisik ke pelabuhan menyulitkan PKS.
"Lebih bagus jual CPO dalam bentuk kontrak saja, kalau bentuk fisik penyerahannya susah. Jangan salah, petani sawit di Kalimantan dan Sulawesi juga akan dirugikan karena pasti harganya nanti lebih rendah," kata Eddi kepada Katadata.co.id, Kamis (16/11).
Harga minyak sawit di bursa CPO telah termasuk biaya pengantaran lantaran transaksi baru dinyatakan selesai setelah pengantaran fisik diterima pembeli. Oleh karena itu, Eddi menyampaikan. anggota Bursa CPO baru 18 entitas dari jumlah PKS di dalam negeri hingga 1.600 entitas.
Menurut dia, penjualan CPO dalam bentuk kontrak akan menjadikan Bursa CPO sama dengan Bursa Malaysia. Jika skema tersebut diterapkan, Eddi optimistis minat PKS menjadi anggota Bursa CPO akan tinggi.
"Operator Bursa CPO akan evaluasi, nanti ketemu dengan kami juga. Kami akan berikan masukan ke Bursa CPO," ujarnya.
Di sisi lain, Eddi mengatakan insentif untuk meningkatkan anggota Bursa CPO harus tepat. Menurutnya, insentif pengurangan pajak ekspor tidak akan terlalu atraktif lantaran tidak semua PKS berorientasi ekspor. Ia pun menyarankan agar pemerintah memberikan insentif pada Pajak Penghasilan atau PPh Badan. "Pemberian insentif pajak ekspor pasti akan bermasalah karena masih banyak PKS lokal yang belum ekspor," katanya.
Berdasarkan data Indonesia Commodity & Derivatives Exchange, perdagangan di Bursa CPO dimulai pada 20 Oktober 2023. Namun perdagangan hanya terjadi pada tiga hari hingga kemarin, Rabu (15/11). Total volume CPO yang diperdagangkan selama tiga hari tersebut adalah 250 ton dengan harga CPO terakhir dilego Rp 11.100 per kilogram. Ketiga perdagangan tersebut terjadi pada Oktober 2023, sedangkan pada bulan ini belum ada perdagangan di Bursa CPO
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Gulat Manurung menduga minimnya partisipasi Pabrik Kelapa Sawit atau PKS dalam bursa CPO karena enggan keluar dari zona nyaman. Transaksi CPO selama ini dilakukan secara tertutup melalui kontrak internal. "Seharusnya tidak ada alasan kepada siapapun untuk tidak mensukseskan bursa kebanggana Indoneisa ini. Jangan mengambil manfaat industri CPO saja," ujarnya.