Program SMILE mengumumkan koperasi ketiganya yang menerima Sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Pencapaian ini menghasilkan total sejumlah 628 petani swadaya dari program bersertifikat.
The Smallholder Inclusion for Better Livelihood & Empowerment (SMILE) atau Program Inklusi Petani untuk Penghidupan & Pemberdayaan yang Lebih Baik memang mendukung praktik berkelanjutan di industri kelapa sawit. SMILE sendiri pertama diluncurkan pada 2020.
Petani memainkan peran penting dalam sektor kelapa sawit di Indonesia. Komoditas ini juga berkontribusi signifikan terhadap total produksi minyak kelapa sawit nasional.
Namun, mereka menghadapi banyak tantangan dalam memenuhi kriteria keberlanjutan yang ketat, sembari berupaya meningkatkan produksi. Terlebih, jumlah petani swadaya kini kurang dari 20 persen dari total petani bersertifikat.
Menyadari pentingnya mengatasi tantangan yang ada maka Apical, Asian Agri, dan Kao bermitra untuk meluncurkan SMILE. Program ini memainkan peran penting di dalam komitmen keberlanjutan Asian Agri dan Apical pada 2030, untuk menuju pertumbuhan inklusif.
Melalui Program SMILE, petani swadaya seperti Sutoyo selaku Ketua Asosiasi Petani Sawit Swadaya Anugrah di Indragiri Hulu, Provinsi Riau mendapatkan bimbingan dan dukungan di dalam perjalanannya menuju keberlanjutan.
Saat ini, Sutoyo bertanggung jawab atas 238 anggota dengan total lahan budidaya lebih dari 571 hektar. Koperasi Sutoyo berhasil mengatasi rintangan besar dalam meraih sertifikasi RSPO, ini menjadi bukti komitmen dan pendampingan yang diberikan SMILE.
“Kisah Sutoyo memberikan contoh kekuatan kolaborasi dan motivasi bersama yang pantang menyerah,” kata Sustainability Head Asian Agri Ivan Novrizaldie dikutip dari siaran pers, Kamis (23/11).
Dia mengimbuhkan, berbeka tekad teguh, Sutoyo dan koperasinya menerapkan praktik berkelanjutan, mengatasi tantangan audit, dan berhasil meraih Sertifikat RSPO. “Pencapaian mereka menunjukkan pentingnya kepercayaan dan keyakinan bersama dalam menemukan solusi,” tuturnya.
Sementara itu, Sutoyo menjelaskan bahwa perjalanannya tidak mudah. Pada awalnya, banyak anggotanya yang tidak memahami keberlanjutan. Berkat upaya pendampingan yang dilakukan tim SMILE, mereka mendapatkan bimbingan khususnya dalam memahami keberlanjutan di industri kelapa sawit.
SMILE berperan penting dalam memberikan pelatihan dan bantuan penting kepada petani swadaya. Pasalnya, program ini memberdayakan mereka untuk menerapkan praktik berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa keberlanjutan adalah tanggung jawab bersama dan dengan memupuk inklusivitas, kita dapat membuat perbedaan, dan satu-satunya solusi adalah melalui kepercayaan yang kuat dan semangat kolaborasi,” ujar Bremen Yong selaku Director of Sustainability Apical Group.
Adapun, RSPO sendiri juga mendorong dan mendukung sepenuhnya kolaborasi SMILE antarpelaku rantai pasok kelapa sawit demi menigkatkan kapasitas petani swadaya.
“SMILE menawarkan model bisnis yang signifikan yang berkontribusi terhadap aspirasi kolektif kami dalam memberdayakan petani untuk meningkatkan penghidupan dan meningkatkan inklusi petani swadaya,” uca Head of Smallholders Programme Indonesia Guntur Cahyo Prabowo.
Saat Program SMILE memasuki fase ketiga, program ini tetap berkomitmen pada misi memberdayakan petani swadaya dan mendorong praktik berkelanjutan di industri kelapa sawit Indonesia.
Melalui pendampingan, pelatihan, dan kolaborasi yang berkelanjutan, SMILE bertujuan untuk mengangkat lebih banyak koperasi. Lebih jauh, program ini berupaya agar mereka mencapai Sertifikasi RSPO dan berkontribusi kepada sektor minyak sawit yang berketahanan dan berkelanjutan.