Profil Kawasan Industri Pupuk Fakfak, Proyek Rp 30 T di Papua Barat

ANTARA/HO Kementerian Investasi/BKPM.
Presiden Jokowi (tengah) didampingi Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kedua kanan) dan Menteri ESDM Arifin Tasrif (kedua kiri) dalam groundbreaking Kawasan Industri Pupuk Fakfak di Distrik Arguni, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Kamis (23/11)
Penulis: Agustiyanti
24/11/2023, 15.27 WIB

Wilayah Indonesia Timur akhirnya akan memiliki industri pupuk sendiri. Kawasan Industri Pupuk Fakfak di Papua Barat resmi dibangun mulai kemarin (23/11) dengan pelatakan batu pertama atau groundbreaking oleh Presiden Joko Widodo. 

Pembangunan kawasan industri ini masuk dalam proyek strategis nasional (PSN). Kebutuhan investasinya bahkan mencapai sekitar Rp 30 triliun, hampir sepertiga perekonomia Papua Barat pada tahun lalu. Namun, investasi ini akan dilakukan bertahap sesuai dengan rencana pembangunan yang diperkirakan baru rampung pada 2028. 

Proyek Kawasan Industri Pupuk Fakfak menjadi kawasan industri pupuk pertama yang dibangun di Indonesia setelah 40 tahun atau terakhir pada tahun 1982 di Aceh. Presiden Joko Widodo mengatakan, industri pupuk ini diharapkan akan mendukung rencana besar pembangunan lumbung pangan di Papua.

 “Sudah 40 tahun kita memiliki lima industri pupuk, semuanya berada di kawasan barat wilayah negara kita Indonesia, yang kawasan timur belum ada sama sekali,” ujar Jokowi dalam siaran pers, Kamis (23/11).

Kawasan Industri Pupuk Fakfak dibangun di lahan seluas 2.000 hektare yang disediakan oleh pemerintah daerah. Pabrik-pabrik pupuk akan dibangun di lahan seluas 500 hektare, sedangkan lahan seluas 1.500 hektare disiapkan sebagai cadangan tanah pengelolaan produksi pupuk. 

Adapun Fakfak, Papua Barat dipilih sebagai lokasi kawasan industri karena berdekatan dengan sumber suplai gas. Papua Barat kini memiliki kilang yang merupakan penghasil gas bumi cair terbesar di Indonesia dengan beroperasinya proyek Tangguh Train III. Operasional proyek senilai Rp 72 triliun ini baru diresmikan Jokowi pada hari ini, Jumat (24/11). 

Proyek LNG Tangguh Train III yang dijalankan oleh BP itu memiliki kapasitas produksi 3,8 metrik ton per tahun dan akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. 

“Ini sudah sebuah rencana besar, saling mendukung, dan kita harapkan tanah Papua semakin makmur dan sejahtera,” ujar Jokowi.

Kawasan industri pupuk Faffak tak hanya dibangun untuk memenuhi kebutuhan pupuk di wilayah Papua, tetapi juga wilayah Indonesia Timur lainnya seperti Maluku Utara. Pupuk dari kawasan industri ini juga berpotensi diekspor ke Australia yang selama ini memang mengimpor dari Indonesia dan negara lain. 

Kawasan tersebut akan dikelola oleh Pupuk Indonesia dan diharapkan menghasilkan pupuk Ammonia sebanyak 2.500 metrik ton per hari (MTPD) dan Urea sebanyak 3.500 MTPD.

Proyek tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Papua Barat melalui peningkatan nilai tambah (value added) terhadap komoditas gas bumi yang dimiliki tanah Papua. Proyek ini juga diharapkan menciptakan lapangan pekerjaan dan mampu memberdayakan masyarakat, serta mendukung program ketahanan nasional.