Uni Emirat Arab berminat mengelola Terminal Peti Kemas Pelabuhan Patimban di Jawa Barat. Hal itu mengemuka saat Menteri Perhubungan RI, Budi Karya, bertemu dengan CEO Abu Dhabi Port, Saif Al Mazrouei, di Uni Emirat Arab (UEA), Sabtu (25/11)
Pertemuan tersebut membahas lebih lanjut tentang minat pengelola pelabuhan besar di Timur Tengah tersebut, mengelola Terminal Peti Kemas Pelabuhan Patimban bersama operator pelabuhan Indonesia.
“Kami bersama Pelabuhan Patimban Internasional (PPI) selaku operator Pelabuhan Patimban, sedang mencari mitra strategis yang mempunyai kemampuan dan kapasitas dalam mengelola pelabuhan internasional dan mempunyai jaringan global,” ujar Budi dalam keterangan tertulis.
Budi mengatakan, PPI telah menerima proposal penawaran kerja sama dari Abu Dhabi Port. “Beberapa hal masih dinegosiasikan. Semoga dapat memberikan penawaran terbaik yang saling menguntungkan,” ucapnya.
Dalam pertemuan tersebut, Budi menyampaikan kepada Saif Al Mazrouei bahwa Patimban menjadi pelabuhan rantai pasok pertama di Indonesia. Patimban terintegrasi dengan kawasan industri yang ada sekitar pelabuhan (hinterland).
“Pemerintah Indonesia berkomitmen penuh untuk membuat keberadaan Pelabuhan Patimban, dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dan dapat meningkatkan daya saing bangsa,” tuturnya.
Pemerintah terus mengebut penyelesaian pengembangan Pelabuhan Patimban. Pembangunan fase 1 berupa terminal kendaraan berkapasitas 218.000 CBU dan terminal peti kemas berkapasitas 250.000 TEUs telah rampung.
Pembangunan fase 2 kini tengah dalam tahap konstruksi yang akan meningkatkan kapasitas terminal kendaraan menjadi 600.000 CBU dan terminal peti kemas mencapai 3,75 juta TEUs.
Pembangunan Pelabuhan Patimban akan berlangsung dalam tiga tahap. Untuk tahap pertama, yang berlangsung dalam dua fase membutuhkan investasi Rp 31,8 triliun. Pada tahap 2 kebutuhan investasi mencapai Rp 5,58 triliun, dan pada tahap 3 sebesar Rp 3,86 triliun.