Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) telah memberikan kepada pemerintah data dampak ekonomi dari aksi boikot produk yang diduga terafiliasi dengan Israel. Di dalamnya berisi laporan kondisi perusahaan-perusahaan yang terkena imbas aksi boikot tersebut.
"Datanya bukan milik Apindo, tapi dari pengusaha-pengusaha yang terdampak," kata Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani di Swissotel, Jakarta, Kamis (7/12).
Ia tidak merinci lebih jauh terkait data yang telah diberikan ke pemerintah tersebut. Sebelumnya, Shinta mengatakan sebagian besar produk yang terdampak aksi boikot adalah produk asli Indonesia.
Contohnya, salah satu anggotanya yang dituduh terafiliasi atau mendukung Israel, yakni PT Unilever Indonesia Tbk. Menurut dia, emiten berkode UNVR tersebut telah lama berbisnis di dalam negeri dan tidak memiliki hubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan Israel.
Shinta juga sudah memeriksa keterlibatan UNVR dengan Israel hingga induknya, yakni Unilever. Ia memastikan UNVR tidak berkaitan atau mendukung agresi Israel ke Palestina.
Pelaksana Harian (Plh) Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Yuki Hanafi mengatakan kegiatan boikot tidak didukung oleh Majelis Ulama Indonesia. Untuk diketahui, MUI menerbitkan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Palestina.
Fatwa MUI tidak memiliki kata boikot maupun menyebut nama barang yang harus dihindari untuk mendukung Palestina. Namun, Yuki mengamati ada beberapa produk lokal yang terdampak dari aksi boikot tersebut.
"Ada beberapa jenis barang yang diproduksi di Indonesia, perusahaan milik Indonesia, dan dijual di Indonesia. Aksi boikot ini harus sangat hati-hati dalam menentukan," ujarnya.
Di samping itu, Yuki mencatat nilai dan volume perdagangan antara Indonesia dan Israel sangat kecil. Namun, dampak aksi boikot tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional.
Badan Pusat Statistik mencatat kontribusi ekspor Israel dari Januari sampai Oktober 2023 sebesar 0,07% terhadap total ekspor Indonesia. Secara tahun berjalan, negara ini telah mengimpor produk nonmigas dari Israel sebesar US$ 16,97 juta.
Komoditas utama penyumbang impor tersebut adalah mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya senilai US$ 5,03 juta, perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia sebesar US$3,86 juta.
Lalu, mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya sebesar US$ 3,04 juta, instrumen optik, fotografi, sinematografi dan medis sebesar US$ 1,45 juta, dan bahan kimia anorganik sebesar US$ 0,90 juta.