Calon Presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menilai hilirisasi terhadap komoditas perkebunan dan pertanian lebih mendatangkan potensi keuntungan berlebih ketimbang proyek hilirisasi pertambangan.
Hal tersebut disampaikan Anies dalam acara dialog bersama capres yang diselenggarakan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Jakarta, Senin (11/12). Ia menawarkan gagasan untuk mengerek kontribusi industri manfaktur terhadap PDB, yakni lewat hilirisasi komoditas perkebunan dan pertanian seperti kopi dan coklat.
"Jika mendorong industrialisasi di bidang pertanian dan perkebunan, maka bukan hanya menciptakan lapangan pekerjaan, tapi nilai tambah dari produk yang diserap," kata Anies.
Anies mengatakan pengolahan lanjutan komoditas hayati yang berorientasi padat karya dapat menumbuhkan partisipasi PDB sektor manufaktur hingga 22-23% dalam lima tahun ke depan.
"Kami ingin kembalikan kontribusi sektor manufaktur paling tidak di penghujung 2029. Maka yang ingin kami lakukan adalah reindustrialisasi," ujar Anies.
Anies menjelaskan, proyek hilirisasi sektor perkebunan dan pertanian ini bakal menjalankan skema yang berbeda dari barang tambang yang berjalan saat ini.
Dia mencontohkan, potensi hilirisasi kopi dan cokelat di Sulawesi Selatan dapat menghadirkan nilai tambah hingga produk paling ujung siap konsumsi. Berbeda dengan hilirisasi nikel yang mayoritas berorientasi pada produk antara atau bahan baku setengah jadi.
"Coba lihat cokelat Belgia. Materialnya banyak dari Indonesia, tapi jutsru nilai tambahnya di sana," katanya.
Anies mengatakan langkah ini penting untuk terus menggeliatkan potensi sektor manufaktur. Ia mengatakan saat ini kontribusi sektor manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) tahunan yang kian menurun di angka 16% pada 2022, turun dari 29% pada 2014.
Dia menyoroti peluncuran proyek hilirisasi pertambangan telah menunbuhkan nilai invetasi yang signifikan, dari Rp 399 triliun pada 2013 menjadi Rp 1.200 triliun pada 2022. Kendati demikian, investasi jumbo dari proyek hilirisasi pertambangan cenderung sedikit menyerap tenaga kerja.
"Sehingga saat ini kita menyaksikan investasinya meningkat, namun pertumbuhannya medioker. Justru ini memicu deindustrialisasi," kata Anies.
Topik hilirisasi turut menjadi salah satu bahasan peta jalan Apindo. Apindo menganggap peningkatan nilai tambah dari hilirisasi saat ini telah menyebabkan hambatan maupun dampak yang mempengaruhi kinerja dunia usaha di sektor lain.
Ketua Dewan Pakar Apindo, Mari Elka Pangestu mengatakan bahwa kebijakan khusus seperti hilirisasi harus menjadi bagian dari program industrialisasi yang menyeluruh serta membawa dampak positif untuk membantu sektor industri lainnya.
"Akhirnya sektor itu bisa bersaing di pasar dalam negeri maupun di pasar luar negeri," ujar Mari Elka pada forum yang sama.
Namun Mari juga mengatakan proyek hilirisasi telah meningkatkan nilai tambah sumber daya alam serta meningkatkan produksi dalam negeri lewat penggunakan TKDN serta meningkatkan peran BUMN.