Puma Akhiri Kerja Sama dengan Israel mulai 2024, Efek dari Boikot?

puma.com
Puma setop kerja sama dengan federasi sepakbola Israel mulai 2024.
Penulis: Andi M. Arief
15/12/2023, 16.09 WIB

Produsen peralatan olahraga asal Jerman, Puma SE akan menghentikan kerja sama dengan Federasi Sepakbola Israel atau IFA mulai 2024. Puma menyatakan ini sebagai keputusan strategis perusahaan untuk mengoptimalisasi portofolio bisnisnya.

Namun perusahaan yang berkantor pusat di Herzogenaurach, Jerman, ini mengatakan bahwa berakhirnya kerja sama dengan IFA masih sejalan dengan tujuan bisnis utama perusahaan.

"Meskipun kemitraan ini resmi berakhir, dedikasi Puma terhadap sepakbola tetap teguh. PUMA akan terus mendukung olahraga ini di semua tingkatan," seperti tertulis dalam keterangan resmi yang diterima Katadata.co.id, Jumat (15/12).

Di samping itu, Puma menyatakan komitmen untuk tetap membina hubungan yang bermakna dengan atlet, tim, dan penggemar olah raga di seluruh dunia. Puma berencana untuk terus mencari kemitraan yang sejalan dengan visinya yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Sebagai informasi, Puma termasuk satu dari sekian banyak merek yang terkena gerakan boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) terkait kondisi di Jalur Gaza, Palestina. Namun perusahaan tidak menyinggung pemberhentian kerja sama tersebut dengan aksi boikot tersebut.

Dilansir dari situs BDS Movement, lebih dari 200 klub olahraga Palestina telah meminta Puma mengakhiri kemitraan sponsorship dengan IFA. Situs tersebut menyatakan pemegang lisensi eksklusif Puma saat ini dan sebelumnya beroperasi di pemukiman ilegal Israel.

Sebagai informasi, aksi boikot produk Israel ini dipopulerkan melalui gerakan BDS yang sudah dimulai sejak 2005. Langkah untuk ramai-ramai memboikot kembali diserukan di tengah perang yang kembali pecah di Timur Tengah.

Mengutip situs BDS, gerakan boikot, divestasi, dan sanksi adalah gerakan kebebasan, keadilan, dan kesetaraan yang dipimpin Palestina. BDS menjunjung tinggi prinsip sederhana bahwa warga Palestina berhak atas hak yang sama seperti umat manusia lainnya.

Menurut mereka, Israel menduduki dan menjajah tanah Palestina, melakukan diskriminasi terhadap warga Palestina di Israel dan menolak hak pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka. Gerakan ini terinspirasi oleh gerakan anti-apartheid di Afrika Selatan.

Komite Nasional Palestina mendorong konsumen untuk memboikot beberapa produk yang terkait atau mendukung Israel, antara lain Hewlett Packard, Google, Amazon, JBC, Volvo, Hyundai, Chevron, AXA, Puma, Carrefour, Booking.com, Barclays, dan Expedia.

Reporter: Andi M. Arief