Badan Pangan Nasional atau Bapanas mendata, rata-rata harga cabai secara nasional turun hingga Rp 20.000 per kilogram dalam tiga minggu terakhir. Asosiasi Champion Cabai Indonesia atau ACCI memprediksi tren tersebut akan berlanjut hingga Ramadan 1446 H atau Maret 2024.
Bapanas mendata, harga cabai merah keriting turun setelah sempat mencapai puncaknya pada 15 Desember 2023 senilai Rp 73.440 menjadi Rp 53.130 hari ini, Jumat (5/1). Sementara itu, harga cabai rawit merah turun Rp 17.870 menjadi Rp 71.700 per kg.
"Harga cabai akan jatuh paling rendah pada Ramadan 2024 karena pada ada panen raya cabai pada Maret 2024. Kalau tidak diatasi dengan baik, harga cabai semua jenis di tingkat petani bisa hanya Rp 10.000 per kilogram," kata Ketua ACCI Tunov Mondro Atmojo kepada Katadata.co.id, Jumat (5/1).
Harga cabai merah keriting tertinggi ada di Kalimantan Utara atau mencapai Rp 81.450 per kg, sedangkan terendah di Aceh senilai Rp 30.960 per kg. Sementara itu, harga cabai rawit merah termahal ditemukan di Maluku Utara yang mencapai Rp 127.140 per kg, sedangkan termurah di Sumatra Barat yang hanya Rp 40.940 per kg.
Meski demikian, Tunov memprediksi harga cabai di tingkat konsumen pada Ramadan 2024 akan melambung. Akan tetapi, peningkatan harga tersebut tidak akan ditransmisikan ke petani cabai.
Tunov mendata penurunan harga cabai di pasar saat ini berbanding lurus dengan harga yang diterima petani. Menurutnya, harga cabai merah keriting di tingkat petani turun Rp 10.000 per kg sejak 15 Desember 2023 menjadi sekitar Rp 40.000 per kg, sedangkan harga cabai rawit merah hanya sekitar Rp 30.000 per kg.
Tunov menjelaskan, tren penurunan harga cabai tersebut didorong oleh dua faktor. Pertama, hujan di daerah konsumen cabai, khususnya DKI Jakarta. Menurutnya, curah hujan tinggi biasanya menghasilkan dua hal, lonjakan harga cabai atau harga cabai yang jatuh.
Kedua, peningkatan volume produksi cabai di luar daerah produsen. Tunov menyampaikan panen cabai seharusnya mulai terjadi pada Februari 2024. Namun perluasan luas tanam yang terjadi pada Oktober 2023 di luar produsen cabai membuat volume produksi naik sejak Januari 2024.
Tunov mengatakan, Harga Pokok Produksi atau HPP cabai masih tertutupi oleh petani. Menurutnya, HPP cabai saat ini adalah Rp 20.000 per kg. Dengan demikian, penurunan harga yang berlanjut hingga Maret 2024 dapat membuat petani merugi.
Ia menyampaikan dampak penurunan harga cabai di tingkat petani adalah intensitas petani dalam merawat pohon. Sebab, intensitas perawatan lahan cabai memakan biaya yang cukup tinggi.
"Hal ini berpotensi gagal panen cabai karena ladang cabai tidak dikelola dengan baik. Kalau harga tinggi, petani akan bertarung menyelamatkan pohon cabai di ladang," ujarnya.