Ekspor 2023 Jeblok, Cina Masih Cetak Surplus Dagang Rp 12.706 Triliun

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
Proses bongkar muat peti kemas berlangsung di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (16/10/2023). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada September 2023 mengalami surplus sebesar 3,42 miliar dolar AS atau meningkat 300 juta dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya sekaligus tercatatkan sebagai surplus selama 41 bulan berturut-turut.
Penulis: Agustiyanti
12/1/2024, 14.31 WIB

Ekspor Cina selama setahun penuh turun untuk pertama kalinya sejak tahun 2016 akibat melambatnya permintaan global. Meski demikian, Cina masih mencetak surplus perdagangan mencapai US$ 823 miliar atau setara Rp 12.706 triliun menggunakan asumsi kurs Jisdor akhir 2023 Rp 15.439 per dolar AS.

Bea Cukai Cina pada Jumat (12/1) merilis,  kinerja ekspor yang diukur dalam dolar AS mencapai US$ 3,38 triliun pada 2023, turun 4,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Ekspor Cina meningkat sebesar 7% pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya.

Cina terakhir kali mencatatkan penurunan kinerja ekspor setahun penuh pada 2016. Ekspor Cina saat itu turun 7,7% karena lemahnya permintaan.

Di sisi lain,  impor Cina pada tahun lalu juga turun 5,5% menjadi US$ 2,56 triliun. Hal ini membuat negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini memiliki surplus perdagangan sebesar US$823 miliar.

“Pemulihan ekonomi global lemah dalam satu tahun terakhir,” ujar Lyu Daliang, juru bicara Administrasi Umum Bea Cukai, mengatakan pada konferensi pers hari Jumat di Beijing, seperti dikutip dari CNN.

Ia mengatakan, permintaan eksternal yang lesu telah memukul ekspor Cina. Daliang pun memperkirakan ekspor Cina pada 2024 akan terus menghadapi  tantangan, karena permintaan global kemungkinan akan tetap lemah. Proteksionisme dan unilateralisme yang dilakukan sejumlah negara juga akan menghambat ekspor. 

Halaman: