Pergeseran musim tanam yang disebabkan oleh El Nino akan mempengaruhi tren permintaan dan stabilitas harga pupuk. Oleh sebab itu, Pupuk Indonesia melakukan berbagai upaya untuk memastikan distribusi pupuk bersubsidi terpenuhi.
"Tahun ini, kami akan terus menjalankan mandat dari pemerintah yakni membantu petani dengan penyediaan pupuk, menjaga ketahanan pangan, dan sambil terus melakukan transformasi bisnis yang lebih rendah karbon dan berkelanjutan," kata Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, Sabtu (13/1).
Rahmad mengatakan, Pupuk Indonesia juga akan terus menggalakkan berbagai program yang dapat memacu produktivitas pertanian Tanah Air. Salah satunya melalui program Gebyar Diskon Pupuk.
Lewat program ini, kami berharap petani bisa mendapatkan kemudahan bukan hanya dari ketersediaan pupuk, tetapi juga dari sisi keterjangkauan dan pemerataan akses.
Meski demikian, Pupuk Indonesia telah memastikan pemenuhan kebutuhan pupuk nasional dengan kinerja produksi terbaik. Sejak 2023, Pupuk Indonesia mendukung pemerintah untuk memastikan percepatan tanam, salah satunya adalah Program Gebyar Diskon Pupuk yang diadakan di 30 kota yang tersebar di Indonesia.
"Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan kemudahan akses pupuk nonsubsidi dengan harga terjangkau, terutama bagi kelompok tani yang belum termasuk sebagai penerima pupuk subsidi," Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi.
Pada 2024, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 26 triliun untuk pupuk subsidi sebesar 4,7 juta ton guna memenuhi kebutuhan pupuk pada musim tanam pertama. Selanjutnya, pemerintah berencana menambah kuota subsidi pupuk senilai Rp 14 triliun, tambahan alokasi ini bisa dimanfaatkan petani pada musim tanam kedua tahun 2024.
Pupuk Indonesia berkomitmen menjalankan mandat dari pemerintah dengan memastikan produksi dan distribusi pupuk berjalan dengan maksimal. Berbagai peningkatan efisiensi dan kapasitas dilakukan di sejumlah pabrik anak perusahaan, dan digitalisasi distribusi pupuk dimarakkan, dengan bekerjasama dengan Kementerian Pertanian.
Dampak positif dari subsidi ini akan terfokus pada peningkatan produktivitas pertanian yang diperkirakan mencapai sebesar 8% untuk tanaman padi.
Hingga Desember 2023, Pupuk Indonesia memiliki kinerja produksi yang cukup baik, yaitu mencapai 18,73 juta ton, terdiri dari 7,71 juta ton Urea, 3,07 juta ton NPK, 824,1 ribu ton pupuk lainnya, dan non pupuk sebesar 7,13 juta ton (amonia, asam sulfat, asam fosfat, dan lainnya).
Pupuk Indonesia juga memberikan kontribusi yang sangat positif dalam pemenuhan pupuk subsidi, yaitu menyalurkan 100% dari jumlah yang telah ditetapkan. Ini mencerminkan dedikasi perusahaan untuk mendukung petani dan memastikan ketersediaan pupuk yang memadai bagi pertanian nasional.