Bulog Buka Suara soal Viral Beras Ditempel Stiker Prabowo-Gibran
Stiker Prabowo-Gibran yang menempel di kemasan beras Bulog viral di media soial X sejak Kemarin (25/1). Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita memastikan, pihaknya tidak menempelkan atribut lain selain atribut Bulog dalam beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau SPHP.
Ia menjelaskan, Bulog telah memverifikasi tidak ada beras Bulog yang beratribut politik di dalam gudang maupun saat keluar gudang. "Stiker Prabowo-Gibran bukan ditempel oleh Bulog, bukan sama sekali. Distribusi dan penjualan beras SPHP Bulog sudah mengikuti standar operasi prosedur yang sudah ada. Bulog tidak dapat mengatur apa yang terjadi pada beras tersebut jika sudah dibeli," kata Febby kepada Katadata.co.id, Jumat (26/1).
Manager Humas dan Kelembagaan Perum BULOG Tomi Wijaya mengatakan beras PSHP Bulog saat ini sangat mudah didapatkan masyarakat. Ini karena Bulog telah bekerja sama dengan berbagai jaringan distributor hingga retail modern.
Menurut dia, penyaluran beras SPHP dapat dilakukan secara masif untuk menjaga stabilitas harga beras nasional. Tomi menegaskan penugasan yang diterima Bulog tidak terkait dengan kegiatan politik.
"Kami tegaskan juga bahwa beras SPHP hanya untuk konsumen akhir. Namun Bulog tidak dapat mengatur dan mengawasi apa ayng dilakukan pembeli akhir dengan beras tersebut," ujar Tomi.
Tomi mendata Bulog telah menyalurkan beras SPHP hingga 110.000 ton ke penjuru negeri pada 1-25 Januari 2024. Total beras SPHP yang disalurkan tahun lalu mencapai 900.000 ton. Bulog mendata total volume Wilayah yang paling banyak digelontorkan beras SPHP selama 2023 ini adalah DKI Jakarta dan Banten yang tercatat total 174 ribu ton.
Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi sebelumnya berencana menggelontorkan beras SPHP lebih dari 1 juta ton pada tahun ini. Bayu menjelaskan beras SPHP memiliki harga yang lebih rendah hingga Rp 1.500 per kilogram dari beras lain di pasar.
Meski demikian, Bayu mengakui rasa beras SPHP Bulog tidak sama dengan beras normal. Menurutnya, hal tersebut merupakan faktor yang harus dikorbankan agar harga beras SPHP lebih rendah dari pasar.
"Beras SPHP Bulog ini beras pera atau beras yang belum murni. Guna beras SPHP adalah meredakan fluktuasi harga beras di pasar walau program ini belum berhasil menekan harga beras," kata Bayu.
Badan Pangan Nasional mendata rata-rata nasional harga beras premium dan beras medium masih masuk dalam tren pertumbuhan sejak awal 2024. Harga beras premium dilego senilai Rp 15.210 per kg hari ini, Jumat (26/1), sementara itu harga beras medium senilai Rp 13.350 per kg.
Harga beras premium tertinggi ditemukan di Papua Pegunungan atau senilai Rp 22.360 per kg, sedangkan terendah ada di SUlawesi Tenggara atau hanya Rp 14.190 per kg. Adapun, harga beras medium tertinggi ada di Papua Tengah yang mencapai Rp 15.870 per kg, sementara terendah di Papua Selatan senilai Rp 11.800 per kg.