PT MRT Jakarta mencatat, total penumpang mencapai 33,49 juta orang sepanjang 2023, naik hampir 70% dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 19,77 juta orang. Perusahaan menargetkan jumlah penumpang dapat mencapai 33,7 juta pada tahun ini.
Direktur Utama MRT jakarta Tuhiyat memaparkan, penumpang harian MRT Jakarta tahun lalu mencapai 91.771 orang atau lebih besar dari target sekitar 79.805 orang. Oleh karena itu, Tuhiyat menargetkan penumpang harian MRT Jakarta tahun ini sejumlah 92.000 penumpang per hari.
"Kami berharap paling minim melayani sekitar 33,7 juta orang pada 2024," kata Tuhiyat di kantornya, Selasa (20/2).
Tuhiyat optimistis target tersebut dapat tercapai dengan mendorong integrasi antarmoda di seluruh stasiun MRT Jakarta. Total penumpang MRT Jakarta yang melanjutkan perjalanan dari moda transportasi lain mencapai 7,34 juta orang pada 2023.
Pada Januari 2024, total penumpang MRT Jakarta telah mencapai 3,13 juta orang dengan rata-rata penumpang harian sejumlah 101.017 orang. Sementara itu, penumpang harian pada 1-18 Februari 2024 baru mencapai 1,66 juta orang dengan rata-rata penumpang harian sekitar 92.000 orang.
Tuhiyat menjelaskan, penurunan rata-rata penumpang harian tersebut disebabkan oleh banyaknya hari libur pada 18 hari pertama Februari 2024. Rata-rata penumpang harian pada akhir pekan hanya 66.523 orang, sedangkan pada hari kerja mencapai 119.004 orang.
Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta Mega Tarigan memaparkan ,ada lima stasiun dengan jumlah penumpang tertinggi, yakni Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Stasiun MRT Bundaran HI, Stasiun MRT Lebak Bulus Grab, Stasiun MRT Blok M BCA, dan Stasiun MRT Bendungan Hilir.
Menurut Mega, Stasiun MRT Dukuh Atas BNI dan Stasiun MRT Blok M BCA menjadi stasiun terpadat karena menjadi stasiun intermoda dengan TransJakarta, Commuter Line, dan LRT Jabodebek.
"Feeder first-mile dan last-mile penting karena ini memfasilitasi penumpang untuk mencapai stasiun MRT Jakarta," kata Mega.