Harga Telur Melonjak, Peternak Sebut Karena Minimnya Pakan Jagung

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wpa.
Seorang pedagang menata telur di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (20/2/2024).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing
22/2/2024, 16.10 WIB

Harga telur yang melejit sejak awal Januari 2024 disebut karena kenaikan pakan jagung. Presiden Peternak Layer Indonesia Ki Musbar Mesdi menyebut harga jagung di tingkat peternak mulai menembus Rp 8 ribu per kilogram pada pertengahan bulan lalu.

Kenaikan tersebut membuat harga telur di tingkat peternak sekitar Rp 29 ribu per kilogram. Di tingkat konsumen angkanya mencapai Rp 31 ribu sampai Rp 33 ribu per kilogram. 

Melihat daya beli masyarakat, peternak lalu menjual telurnya sekitar Rp 25 ribu sampai Rp 27 ribu per kilogram. "Dari mana pendapatan masyarakat untuk membelinya (di harga tingkat konsumen)?" kata Musbar kepada Katadata.co.id, Kamis (22/2). 

Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata nasional harga telur ayam  telah mencapai Rp 29.320 per kilogram per hari ini. Angka tersebut di atas harga eceran tertinggi atau HET telur ayam di tingkat konsumen sebesar Rp 28 ribu per kilogram.

Impor Jagung

Musbar mendorong pemerintah untuk meningkatkan volume impor jagung ke dalam negeri. Hal tersebut penting lantaran minimnya produksi di dalam negeri akibat El Nino.

Fenomena kemarau panjang itu telah menggeser masa tanam jagung menjadi Januari hingga Februari 2024. Dengan demikian, masa panen raya baru akan dimulai Mei 2024.

Pada akhir 2023, pemerintah mendatangkan 171 ribu ton jagung impor. Capaian tersebut meleset dari target volume jagung impor sejumlah 250 ribu ton. Seluruh jagung impor tersebut langsung disalurkan ke peternak ayam petelur.

Musbar mengatakan realsiasi volume jagung impor tersebut terlampau kecil lantaran tidak disalurkan ke industri pakan. Peternak ayam petelur tidak akan bisa lepas dari industri tersebut.

Walaupun telah mendapatkan jagung impor, ayam petelur harus mendapatkan setidaknya 40% pakan konsentrat. Sebagian besar peternak ayam petelur lebih memilih menggunakan pakan jadi besutan pabrikan.

Musbar menghitung jagung yang diperlukan peternak ayam petelur di dalam negeri adalah 100 ribu ton per bulan. Volume jagung yang dibutuhkan pabrikan pakan mencapai 700 ribu ton per bulan.

"Jadi, tolong pemerintah membukakan pintu impor jagung sampai masa panen nanti pada Mei 2024. Masih ada dua bulan lagi sebelum masa panen tersebut," katanya.

Reporter: Andi M. Arief