Sebanyak 450 ribu beras impor akan tiba pada bulan ini. Asal negara pengimpor tersebut adalah Pakistan, Myanmar, Kamboja, Vietnam, dan Thailand.
"Untuk periode kuartal pertama 2024 sudah kontrak 800 ribu ton melalui mekanisme bisnis, sedangkan 100 ribu ton didatangkan dengan skema antar-pemerintah," kata Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto di Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Rabu (20/3).
Artinya, dari kuota impor beras 3,6 juta tahun ini, yang sudah terkontrak 900 ribu ton. Negara asal beras impor dengan skema kerja sama dengan pemerintah adalah Thailand dan Kamboja.
Realisasi impor beras saat ini telah mencapai 970 ribu ton, termasuk dari sisa impor pada 2023 sebanyak 500 ribu ton. Bulog menargetkan pada kuartal pertama tahun ini beras impor akan mencapai 1,4 juta ton sehingga masih ada sekitar 430 ribu ton yang akan masuk ke Indonesia.
Untuk selanjutnya, proses pengadaan beras impor baru akan dilakukan pada April hingga Mei 2024. Namun, keputusan finalnya tetap akan mempertimbangkan kondisi produksi nasional.
Badan Pangan Nasional memproyeksi volume produksi beras nasional pada bulan depan mencapai 5 juta ton. Dengan kondisi tersebut neraca produksi beras harapannya akan surplus 2,37 juta ton.
Stok Beras Bulog
Bulog melakukan pengelolaan stok beras dengan sistem dinamis. Artinya, perputaran beras cukup cepat tapi tetap menjaga volume minimum.
Pemerintah mewajibkan Bulog menjaga cadangan beras pemerintah sejumlah 1,2 juta ton setiap saat. Namun, Bulog memiliki cadangan 1 juta ton pada saat ini.
Suyamto menghitung stok beras pemerintah keluar dari gudang Bulog hingga 22 ribu ton per hari. Pada saat yang sama, beras impor mulai berdatangan dari pelabuhan-pelabuhan pada bulan ini.
"Jadi, stok beras pemerintah yang dikelola Bulog bergerak antara 1,1 juta ton sampai 1,3 juta ton setiap hari. Saat ini, posisi volume cadangan beras pemerintah tepatnya 1,08 juta ton," katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi menargetkan untuk menjaga cadangan beras pemerintah sejumlah 1,24 juta ton sepanjang Ramadan 2024.
Ada tiga daerah dengan stok CBP terbanyak, yakni Jawa Timur yang mencapai 363.523 ton, serta Banten dan DKI Jakarta sebanyak 207.452 ton. Mayoritas provinsi di Pulau Jawa memiliki stok CBP mencapai lebih dari 100 ribu ton.
Di sisi lain, ada sembilan daerah dengan stok CBP kurang dari 10 ribu ton. Daerah dengan stok CBP terendah, yakni Bengkulu sebanyak 1.048 ton, Kalimantan Tengah 5.149 ton, dan Nusa Tenggara Barat 5.539 ton.
"Kami dapat melakukan pergerakan stok nasional dengan waktu yang relatif tidak lama atau paling lama lima sampai tujuh hari untuk menjangkau seluruh Indonesia," kata Bayu dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan pada 4 Maret lalu.