Holding BUMN Pangan, ID Food berencana menarik fasilitas kredit bunga murah dari bank-bank BUMN dengan skema penjaminan pemerintah pada bulan depan. ID Food memperoleh pagu kredit sebesar Rp 7 triliun dari bank pelat merah untuk membangun stok cadangan pangan pemerintah atau CPP.
"Kami butuh pendanaan. Sekarang lagi berproses pengajuannya di bank milik negara untuk fasilitas penjaminan dan subsidi bunga," kata ujar Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan di Gedung Kementerian BUMN, Rabu (20/3).
Melalui skema kredit tersebut, ID Food hanya perlu membayarkan bunga 2,25% jika menggunakan agunan atau 4% jika tanpa agunan. Bunga kredit tersebut jauh di bawah bunga komersial yang saat ini mencapai 10%.
Frans menjelaskan, pihaknya mendapat tugas untuk membangun stok CPP yang terdiri dari sembilan komoditas, yakni gula, daging sapi, minyak goreng, daging ayam, telur ayam, bawang merah, bawang putih, cabai, dan ikan kembung. Adapun fasilitas kredit murah diberikan sesuai Peraturan Presiden No. 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah.
Beleid tersebut menetapkan 11 bahan pangan yang menjadi CPP, yakni beras, jagung, kedelai, bawang, cabai daging unggas, telur unggas, daging ruminansia, gula konsumsi, minyak goreng, dan ikan. Fasilitas kredit bunga murah tersebut juga diberikan ke Perum Bulog.
Total pagu bunga kredit murah yang disubsidi pemerintah mencapai Rp 28,7 triliun. Frans sebelumnya memperkirakan, total pagu yang akan dinikmati ID Food adalah Rp 7 triliun, sedangkan selebihnya akan diberikan untuk Bulog.
"Tapi pagu untuk ID Food dan Bulog itu dinamis, tergantung pemakaiannya nanti. Selain itu, pagu juga akan disesuaikan dengan porsi penugasan Cadangan Pangan Pemerintah-nya," ujarnya.
Adapun Kementerian BUMN juga telah mengajukan Penyertaan Modal Negara ke ID Food untuk keperluan modal kerja dan investasi CPP senilai Rp 1,62 triliun. Frans berencana untuk menjaga stok enam dari sembilan stok pangan tersebut untuk bertahan hingga tahun depan.
Frans memaparkan, keenam stok yang akan dijaga sampai awal 2025 adalah gula, daging sapi, minyak goreng, daging ayam, bawang putih, dan ikan kembung. Komoditas yang ditargetkan memiliki volume stok tertinggi pada awal 2025 adalah gula atau hingga 25.000 ton.
Ia menilai langkah tersebut penting lantaran Ramadan 2025 akan sekitar 15 hari lebih cepat dari tahun ini. Dengan kata lain, proses importasi komoditas yang menjadi penugasan akan semakin sempit.
Frans berpendapat target stok Cadangan Pangan Pemerintah awal 2025 dapat lebih tinggi dari yang ditentukan pemerintah. Oleh karena itu, Frans menilai perlu untuk mulai menggunakan kredit murah dari bank milik negara mulai April 2024.
"Prinsip pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah kami adalah bisa membuat stok minimum untuk tahun selanjutnya agar tidak terjadi kekosongan stok pangan awal tahun," katanya.