Produsen sepatu dan pakaian olahraga asal Amerika Serikat, Nike, akan memberhentikan sekitar 740 karyawannya di kantor pusat, Oregon. Langkah ini sebagai upaya perusahaan untuk mengendalikan biaya dan mengantisipasi penurunan pendapatan.
Informasi ini muncul dalam surat pemberitahuan kepada pejabat negara bagian dan lokal Oregon pada pekan lalu, Jumat (19/4). Mengutip dari USA Today, pemberitahuan tersebut merupakan amanat undang-undang apabila perusahaan ingin melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK karyawan.
Raksasa sepatu kets itu telah memutuskan akan fokus memakai modalnya pada pakaian perempuan, merek sepatu Jordan, dan produk untuk para pelari. “Inilah cara kami menghidupkan kembali pertumbuhan,” kata CEO Nike John Donahoe dalam memo yang diperoleh CNBC pada Februari lalu.
Donahoe mengakui keputusan PHK karyawan ini menyakitkan. “Saat ini kami tidak melakukan yang terbaik, dan pada akhirnya saya meminta pertanggungjawaban diri saya dan tim kepemimpinan saya.”
Nike mengatakan PHK akan dilakukan dalam dua tahap. Perusahaan akan memulai putaran pertama minggu ini, dan menyelesaikan putaran kedua pada akhir kuartal fiskal keempat, yang biasanya berakhir pada akhir Mei.
Tidak jelas departemen mana yang akan mengalami PHK. Namun, hal tersebut tidak akan berdampak pada karyawan ritel di toko atau pekerja gudang Nike.
PHK dilakukan di tengah kondisi konsumen saat ini menjadi lebih berhati-hati dalam berbelanja. Industri ritel sedang bersiap menghadapi penurunan permintaan terhadap barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti pakaian dan sepatu, yang merupakan andalan Nike.
Sejak Desember lalu, Nike sudah berencana melakukan penghematan biaya sebesar US$ 2 miliar dalam tiga tahun ke depan. Pada Februari 2024, perusahaan mengatakan akan memangkas sekitar 2% dari total karyawannya atau lebih dari 1.600 orang.
Bulan lalu, Nike mengumumkan pendapatannya pada tahun fiskal pertama 2025 akan menyusut sebesar satu digit karena akan mengurangi beberapa waralaba. Pada pedagangan akhir pekan kemarin, saham perusahaan sedikit naik. Namun, kinerjanya telah menurun hampir 13% sepanjang tahun ini.