Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia atau Pinsar menyatakan, anjloknya harga daging ayam ras di pasar disebabkan oleh liburan panjang Lebaran 2024. Ini karena peternak ayam pedaging menjual secara panik atau panic selling selama dua pekan terakhir.
Sekretaris Jenderal Pinsar Muchlis Wahyudi mengatakan, distribusi dan produksi daging ayam selama masa Mudik dan Arus Balik lebaran 2024 tersendat. Maka dari itu, pasokan ayam pedaging berukuran besar bertambah akibat mundurnya masa panen.
Pemerintah sebelumnya menerbitkan Surat Keputusan Bersama yang melarang masuknya kendaraan niaga ke jalan tol pada 5-16 April 2024. Dengan kata lain, produksi daging ayam terganggu setidaknya 12 hari pada bulan ini.
"Ayam berukuran besar atau di atas 1,8 kilogram jumlahnya naik karena penundaan panen dan terjadi panic selling. Penjualan secara cepat akhirnya membanting harga daging ayam di kandang menjadi Rp 17.000 per kilogram," kata Muchlis kepada Katadata.co.d, Selasa (30/4).
Badan Pangan Nasional atau Bapanas mendata, rata-rata nasional harga daging ayam senilai Rp 37.500 per kg hari ini, Selasa (30/4). Angka tersebut telah susut Rp 2.800 per kg dari puncak harga daging ayam pada Lebaran 2024 yang mencapai Rp 40.300 per kg.
Muchlis mencatat, harga daging ayam di kandang telah membaik menjadi Rp 18.500 per kg hari ini, Selasa (30/4). Namun, Muchlis menekankan peternak ayam pedaging saat ini masih merugi lantaran Harga Pokok Produksi peternak kini mencapai Rp 22.000 per kg.
Ia menghitung peternak ayam pedaging saat ini rugi sekitar Rp 5.000 per kg. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh tingginya harga pakan yang diterima peternak. Ia mengakui harga jagung di tingkat peternak secara konsisten turun selama 30 hari terakhir. Berdasarkan data Bapanas, rata-rata nasional harga jagung di tingkat peternak mencapai Rp 7.710 per kg hari ini, Selasa (30/4).
Ia menyampaikan harga jagung di tingkat peternak sempat menyentuh Rp 9.500 per kg pada awal tahun ini. Walau demikian, Muchlis menilai penyusutan harga jagung tersebut tidak dinikmati oleh peternak ayam pedaging.
"Ayam pedaging itu beli pakan jadi yang kalaupun turun hanya Rp 100 sampai Rp 200 per kg. HPP kami masih tinggi karena harga pakan jadi masih di atas Rp 9.000 per kg," ujarnya.
Muchlis memprediksi harga daging ayam di kandang dapat menembus Rp 22.000 per kg yang membuat harga daging ayam di tingkat konsumen senila Rp 40.000 per kg pada Mei 2024. Muchlis menilai harga tersebut masih dapat diterima konsumen dengan relaksasi Harga Acuan Penjualan atau HAP daging ayam di tingkat konsumen menjadi Rp 37.000 sampai Rp 40.000 per kg.
Relaksasi HAP daging ayam di tingkat konsumen membuat HAP daging ayam di tingkat kandang naik Rp 3.000 per kg menjadi Rp 25.000 per kg. "Angka itu harusnya bisa kami capai karena sudah didukung regulasi, itu yang membuat kami optimistis dapat bertahan," ujarnya.