Produsen sepatu PT Sepatu Bata Tbk resmi menutup operasional pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat, pada 30 April 2024. Hal ini lantaran pabrik yang telah beroperasi hampir 3 dekade tersebut merugi selama empat tahun berturut-turut.
“Kerugian dan tantangan industri akibat pandemi, ditambah perubahan perilaku konsumen yang sangat cepat, tidak dapat membendung kerugian,” kata Corporate Secretary Sepatu Bata, Hatta Tutuko, Sabtu (4/5).
Hatta mengungkapkan bahwa operasional pabrik ini terpaksa dihentikan karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di pabrik tersebut terus menurun. Bahkan, kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan di dalam negeri.
Sejarah Panjang Sepatu Bata
Bata adalah produsen sepatu dan alas kaki yang didirikan oleh tiga bersaudara asal Cekoslowakia (sekarang Republik Ceko) Tomáš, Anna, dan Antonín Bata pada 24 Agustus 1894. Tiga bersaudara ini memulai usahanya dengan modal US$ 350.
Toko pertama Bata dibuka di Zlin, Cekoslowakia, pada 1899. Pada 1905 Bata telah menjadi produsen sepatu terbesar di Eropa, memproduksi 2.200 pasang sepatu per hari. Ketika Perang Dunia I pecah pada 1914-1918, Bata memproduksi 50.000 pasang sepatu untuk tentara Austro-Hungaria.
Pada 1938, Bata telah menjadi perusahaan multinasional, hadir di lebih dari 30 negara di dunia, termasuk Indonesia, Prancis, Inggris, Belanda, dan Kanada. Sedangkan di negara asalnya, Bata memiliki Batavillage, desa tempat pabrik Bata dan tenaga kerjanya.
Bata mulai hadir di Indonesia pada 1931 atau 14 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan. Karena sejarahnya yang cukup panjang di Tanah Air, banyak yang menyangka sepatu Bata asli buatan Indonesia.
Masuknya Bata di Indonesia pada 1931 merupakan buah kerja sama dengan NV Netherlandsch-Indisch sebagai importir sepatu yang beroperasi di Tanjung Priok. Enam tahun berselang Tomáš Bata mendirikan pabrik sepatu di tengah perkebunan karet di area Kalibata, produksi dimulai pada 1940.
Sebelum tahun 1978, status Bata di Indonesia adalah perusahaan penanaman modal asing (PMA), sehingga dilarang menjual langsung ke pasar. Bata menjual produknya melalui para penyalur khusus (depot) dengan sistem konsinyasi.
Status para penyalur tersebut berubah pada 1 Januari 1978 ketika izin dagang Bata "dipindahkan" kepada mereka dan PT Sepatu Bata menjadi perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Pada 24 Maret 1982, Bata resmi menjadi perusahaan publik dan tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Pada 1994, Bata pabrik sepatu di Purwakarta selesai dibangun. Sebagai salah satu pabrik terbesar di Indonesia, Bata memiliki spesialisasi produk sepatu injeksi untuk pasar dalam dan luar negeri.
Hingga saat ini, merek Bata di Indonesia benar-benar telah mempunyai perjalanan panjang. Apa yang dahulu disebut sepatu sekolah dengan tagline "Back to School" telah melayani berbagai segmen pasar yang berbeda.
Hal ini termasuk merek lainnya di bawah naungan Bata yaitu Marie Claire, Comfit, Power, Bubblegummers, North Star, B-First, and Weinbrenner. Saat ini Bata telah mengoperasikan 435 toko di seluruh Indonesia.
Selain di Indonesia, secara keseluruhan Bata mengoperasikan lebih dari 5.300 toko ritel di lebih dari 70 negara, 21 fasilitas produksi di 20 negara, dan mempekerjakan lebih dari 32.000 tenaga kerja.