Presiden Joko Widodo alias Jokowi akan bertemu Elon Musk, miliarder pemilik Tesla, Twitter, dan SpaceX. Keduanya dijadwalkan akan meresmikan layanan broadband dari konstelasi satelit Starlink, di Provinsi Bali, pada Minggu (19/5).
Elon Musk juga dijadwalkan menjadi salah satu pembicara dalam gelaran World Water Forum (WWF) ke-10, di Nusa Dua, Bali. Di sela acara WWF tersebut Elon dan Jokowi akan meresmikan Starlink.
“Presiden bersama dengan Elon Musk akan meluncurkan Starlink, dengan harapan dapat memfasilitasi komunikasi di daerah-daerah terpencil. Peluncuran akan dilakukan pada hari Minggu,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan setelah menghadiri rapat teknis Polri di Kabupaten Badung, Bali, pada Selasa (14/5).
Luhut memastikan bahwa Musk akan datang ke Bali dan memberikan pidato dalam acara WWF tahun ini. “Elon Musk akan diundang untuk berbicara pada pembukaan World Water Forum ke-10,” ungkapnya.
Starlink merupakan layanan internet broadband yang disediakan oleh SpaceX, perusahaan milik Elon Musk. Starlink menggunakan teknologi satelit Low Earth Orbit atau LEO, sehingga sinyal yang dikirim tidak menyebar jauh. Hal ini membuat kecepatan internet lebih tinggi dan latensi atau keterlambatan pengiriman data lebih rendah.
Status perizinan Starlink saat ini sudah memenuhi uji laik operasi (ULO). Hal itu berarti perusahaan milik Elon Musk itu sudah mendapatkan izin untuk menjadi penyelenggara telekomunikasi di Indonesia.
Konstelasi satelit Starlink berada di orbit rendah atau sekitar 350 kilometer di atas permukaan Bumi. Ada sekitar 3.000 satelit Starlink yang mengorbit di sekitar bumi per Agustus 2022.
Layanan internet Starlink cukup baik. Seorang warganet yang berdomisili di Bandung menceritakan pengalaman menggunakan Starlink dengan kecepatan internet mencapai 300 Mbps saat hujan.
Untuk mendapatkan akses internet, pengguna perlu memasang perangkat milik Starlink yang dibanderol Rp 7,8 juta dengan biaya pemasangan Rp 345 ribu.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa penyedia internet bertenaga satelit ini akan membantu Indonesia memperluas akses internet ke daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh penyedia internet lokal karena faktor geografis.