Untung Rp 32 T, Singapore Airlines Beri Bonus 8 Kali Gaji ke Karyawan

Dok. Singapore Airlines
Singapore Airlines mencatatkan rekor laba bersih pada tahun lalu mencapai Rp 32 triliun.
Penulis: Agustiyanti
20/5/2024, 13.29 WIB

Singapore Airlines membagikan bonus kepada karyawannya hingga mencapai 8 kali gaji. Bonus jumbo ini seiring dengan raihan laba perusahaan yang mencapai US$ 1,98 miliar atau sekitar Rp 32 triliun pada tahun anggaran 2003 hingga 2024. 

Informasi terkait pembagian bonus tersebut diperoleh CNN dari sumber yang enggan disebutkan namanya. Hingga kini, Singapore Airlines belum memberikan keterangan resmi.

Perusahaan pada pekan lalu melaporkan rekor laba bersih tahunan mencapai US$1,98 miliar pada tahun fiskal 2023 hingga 2024. “Permintaan perjalanan udara tetap tinggi” sepanjang tahun, didorong oleh pemulihan di Asia Utara ketika Tiongkok, Hong Kong, Jepang, dan Taiwan membuka kembali perbatasan mereka sepenuhnya setelah pandemi ini, kata maskapai itu dalam laporan pendapatannya.

Maskapai berbendera Singapura ini dinobatkan sebagai maskapai penerbangan terbaik dunia tahun lalu, menurut Skytrax World Airline Awards yang bergengsi. Ini adalah kelima kalinya dalam 23 tahun sejarah penghargaan ini, maskapai ini meraih posisi teratas.

Goh Choon Phong, CEO maskapai ini, mengatakan kemenangan ini berkat kerja keras timnya yang tak kenal lelah, yang “banyak berkorban untuk memastikan bahwa SIA siap menghadapi pemulihan dalam perjalanan udara. Hal ini memungkinkan kami menjadi lebih kuat dan bugar dari pandemi ini.”

Ini bukan satu-satunya maskapai penerbangan yang memberikan bonus besar kepada stafnya.

Emirates Dubai akan memberi bonus kepada stafnya yang setara dengan gaji 20 minggu, Reuters melaporkan minggu ini, mengutip email internal. Maskapai penerbangan milik negara, yang juga membukukan rekor laba setahun penuh, menolak berkomentar.

Namun, tahun depan mungkin akan menjadi tahun yang sulit bagi sektor ini, Singapore Airlines mengatakan dalam laporan pendapatannya.

“Ketegangan geopolitik, ketidakpastian makroekonomi, tekanan inflasi, dan kendala rantai pasokan menimbulkan tantangan bagi industri penerbangan,” katanya.