PT Garuda Indonesia Tbk menyebut percikan api dalam penerbangan GIA-1105 rute Makassar-Madinah pada Rabu (15/5) disebabkan oleh mesin pesawat. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memastikan kerusakan mesin tersebut bukan disebabkan oleh masuknya benda asing meski proses investigasi masih berlangsung.
"Tampaknya sudah bisa dikonfirmasi, percikan api disebabkan internal engine tersebut," kata Irfan dalam rapat dengan pendapat bersama Komisi VIII DPR, Senin (20/5).
Irfan mengatakan, proses investigasi terkait insiden munculnya percikan api pada mesin pesawat masih berlangsung. Mesin pesawat saat ini masih diperiksa oleh empat pihak, yakni Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT Indonesia, KNKT Amerika Serikat, The Boeing Company, dan produsen mesin penerbangan tersebut:Pratt & Whitney Co.
Adapun pesawat Boeing 747-400 yang mengangkut jamaah haji dan mengalami insiden tersebut adalah pesawaat sewaan. Pesawat tersebut menggunakan mesin Pratt & Whitney 4056-3.
Garuda Indonesia menggunakan 18 unit pesawat dalam mengantarkan jamaah haji pada tahun ini. Sebanyak 10 unit pesawat merupakan milik Garuda, sedangkan delapan unit disewa dari luar negeri.
Garuda menyewa dua unit B747-400 dari Aquline Airlines asal Moldova dengana nomor registrasi ER-BOS dan ER-TRV. Pesawat dalam insiden percikan api tersebut memiliki nomor registrasi ER-BOS.
Kementerian Perhubungan atau Kemenhub menyatakan Moldova memiliki tingkat kelayakan pesawat terbang sebesar 74,7%. Angka tersebut diatas kelayakan pesawat secara global sebesar 69,02%.
Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Capt. M. Mauludin mengatakan pemerintah bersama Garuda kembali melakukan pemeriksaan pada seluruh pesawat yang digunakan selama musim haji tahun ini. Kementerian Perhubungan juga telah memberikan teguran kepada Garuda Indonesia atas insiden tersebut.
Namun demikian, menurut dia, Kementerian Perhubungan telah meminta Garuda Indonesia untuk tetap mengoperasikan pesawatnya dalam mendukung angkutan haji tahun ini. "Terakhir, kami meminta Garuda Indonesia berkoordinasi dengan KNKT untuk melakukan investigasi atas kejadian di Makassar," kata Mauludin.
Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia Alvin Lie sebelumnya menilai penting agar investigasi terkait insiden tersebut fokus pada mesin yang digunakan saat itu.
"Perlu diketahui bahwa sebuah pesawat mesinnya bisa diganti-ganti. Tidak selamanya sebuah pesawat menggunakan mesin yang sama," ujarnya.
Pesawat Garuda Indonesia GA-1105 yang membawa jamaah haji Makassar terpaksa kembali mendarat sesaat setelah lepas landas pada Rabu (15/5). Keputusan pilot tersebut terjadi karena salah satu mesin pesawat Boeing 747-400 (ER BOS) itu mengeluarkan percikan api.
Penerbangan dengan rute Makassar-Madinah tersebut membawa 450 jamaah haji dan petugas haji Kelompok Terbang (Kloter) 05 Embarkasi Makassar asal Kabupaten Gowa. Pesawat GA-1105 lepas landas pukul 15.30 WITA dan dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Prince Mohammad bin Abdulaziz, Madinah pada pukul 21.10 waktu setempat.