Gaya hidup berkelanjutan terus berkembang, seiring dengan meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya dampak jangka panjang dari pola konsumsi sehari-hari. Kesadaran ini juga berkembang di Indonesia yang semakin bergerak ke arah keberlanjutan.
Menurut survei Rakuten Insight, sebesar 68 persen konsumen Indonesia menerapkan praktik keberlanjutan ketika membeli sebuah produk. Tindakan konsumen untuk mempertimbangkan keberlanjutan dipengaruhi oleh dampak nyata dari perubahan iklim yang semakin dirasakan di Indonesia.
Kesadaran konsumen yang semakin tinggi terhadap keberlanjutan berpengaruh terhadap tren pasar, permintaan produk berkelanjutan terus meningkat. Salah satu sektor produk berkelanjutan yang diperkirakan akan mengalami peningkatan pesat adalah kemasan berkelanjutan.
Merujuk situs Towardspackaging.com, pasar kemasan berkelanjutan diperkirakan akan meningkat sebesar 60 persen antara tahun 2024 sampai 2032. Tingginya kesadaran konsumen di Indonesia terhadap praktik keberlanjutan juga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara di Asia dengan pengaruh terbesar dalam pengembangan industri kemasan berkelanjutan.
Jenis kemasan berkelanjutan yang mendominasi pasar adalah produk kertas, salah satunya adalah paperboard.
Paperboard adalah kertas tebal yang menjadi bahan dasar berbagai kemasan seperti kotak lipat dan cup kertas, umumnya digunakan untuk kotak makanan takeaway, wadah kopi, atau bungkus pengiriman berbagai jenis barang seperti kosmetik, alat kebersihan, hingga elektronik.
Karena berbahan dasar kertas, paperboard cenderung mudah untuk didaur ulang. Paperboard pun bisa didaur ulang berkali-kali. Menurut penelitian yang dilakukan oleh U.S. Environmental Protection Agency, kertas dapat didaur ulang sampai tujuh kali.
Konsumen pun turut mengakui paperboard sebagai pilihan kemasan yang sustainable. Survei yang dilakukan oleh Two Sides North America menunjukkan paperboard menjadi pilihan konsumen untuk kemasan yang baik untuk lingkungan, dan sebesar 43 persen memilih paperboard karena sifatnya mudah untuk didaur ulang.
Investasi Kertas Kemasan di Indonesia
Menanggapi permintaan konsumen yang terus bergerak menuju keberlanjutan, APRIL Group memperluas lini bisnis dengan mendirikan PT Riau Andalan Paperboard International (RAPI) yang memproduksi kertas kemasan berkelanjutan (paperboard) dengan merk BoardOne dan Silverpak.
Investasi baru ini diprediksi akan mampu menghasilkan 1,2 juta ton kertas kemasan setiap tahunnya dan menyerap sedikitnya 600 tenaga kerja baru. Pendirian pabrik ini menelan investasi sebesar Rp33,4 triliun, termasuk dengan infrastruktur pendukungnya.
Selama ini, APRIL dikenal sebagai produsen serat, pulp, dan kertas, dengan salah satu produk flagshipnya, PaperOne telah dipasarkan hingga ke 110 negara. Lini bisnis paperboard menunjukkan komitmen perusahaan yang berlokasi di Pangkalan Kerinci tersebut dalam mendukung prioritas pemerintah dalam hilirisasi produk bernilai tambah.
Produksi kertas kemasan ini menggunakan bahan baku dari hutan tanaman industri yang dikelola APRIL yang lestari dan telah tersertifikasi Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC).
Tak hanya akan berkontribusi terhadap perekonomian nasional, investasi baru ini juga mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon dengan memproduksi bahan kemasan berbasis bio. Pasalnya, kertas kemasan ini sifatnya mudah terurai (biodegradable), dapat diperbarui (renewable), dan didaur ulang (recyclable)
Pabrik tersebut akan memproduksi berbagai macam kertas kemasan yang memenuhi standar kualitas, kesehatan, dan keselamatan, serta standar keberlanjutan yang ketat. Contohnya, folding boxboard, cup stock, dan art board (C2S). Singkatnya, kertas kemasan nantinya dapat dipergunakan untuk wadah makanan dan minuman hingga papan grafis.
Pembangunan pabrik tersebut juga merupakan bagian dari komitmen APRIL Group terhadap Sustainable Growth APRIL 2030 yang menekankan pendekatan holistik terhadap diversifikasi, circularity, dan produksi yang bertanggung jawab.
“Diversifikasi produk ini memperkuat komitmen kami untuk mengembangkan bisnis secara berkelanjutan,” kata Sihol Aritonang, Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper yang juga merupakan unit operasional APRIL Group.