Asosiasi Semen Indonesia memproyeksikan kondisi kelebihan produksi atau oversuply masih akan berlangsung. Permintaan terhadap produk semen belum benar-benar bangkit sejak pandemi.
Sekretaris Jenderal ASI Ari Wirawan mengatakan, kelebihan produksi semen bukan disebabkan oleh berdirinya tiga pabrik baru pada 2022-2023. Ketiga pabrik semen hasil investasi dari Cina tersebut adalah PT Conch Cement Indonesia, PT Semen Imasco Asiatic, dan PT Kobexindo Cement.
"Bukan karena tiga pabrik baru, tetapi memang karena permintaan semen di dalam negeri rendah. Permintaan semen nasional belum bangkit sejak pandemi Covid-19," kata Ari kepada Katadata.co.id, Senin (3/6).
Ari menilai, ada dua hal yang mendorong masyarakat untuk wait and see, yakni Pemilu 2024 dan daya beli yang belum membaik karena pandem Covid-19. Walau demikian, ia memproyeksikan permintaan semen domestik kembali masuk dalam tren pertumbuhan tahun ini.
Berdasarkan paparan ASI, konsumsi semen pada 2023 naik 3,4% secara tahunan menjadi 65,5 juta ton. Namun utilisasi pabrik semen nasional hanya 55% lantaran total kapasitas terpasang industri semen naik 9,6 juta ton menjadi 119,9 juta ton pada 2023 dibandingkan kondisi 2019 sejumlah 110,3 juta ton.
Ari mencatat, pertumbuhan konsumsi semen hingga 2018 ada pada rentang 8% hingga 10%. Produksi semen nasional pada 2019 tercatat tumbuh 0,7% secara menjadi mencapai 69,9 juta ton dengan utilisasi hingga 63%.
Investasi Industri Semen
Ari menilai kondisi kelebihan produksi dapat berakhir jika komitmen pemerintah dalam moratorium izin pabrik semen baru konsisten. Ia menyarankan investasi baru di industri semen hanya dapat dilakukan di wilayah Indonesia Timur seperti Maluku Utara dan Papua.
Secara total, 16 industri semen di dalam negeri memiliki 23 pabrik dengan total 25 mesin produksi. Kebanyakan atau 11 dari 16 industri semen berada di Pulau Jawa. Belum ada industri semen yang berdiri di Kepulauan Maluku, sedangkan sejauh ini baru ada satu pabrik semen di Tanah Papua, yakni PT Conch Cement Indonesia.
"Dulu, orang jarang mau investasi di Papua, makanya harga semen bisa mencapai sekitar Rp 1 juta per kanton. Kami harapkan investasi di industri semen merata," ujarnya.