Wall Street Bergerak Fluktuatif Dipicu Lemahnya Data Manufaktur AS

Antara
Ilustrasi - Para pialang sedang bekerja di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat (AS). ANTARA/Reuters/pri
4/6/2024, 06.48 WIB

Indeks bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street bergerak fluktuatif pada perdagangan Senin (4/6) setelah rilisnya data manufaktur AS yang lebih rendah dari perkiraan. Data tersebut menimbulkan ketidakpastian mengenai prospek suku bunga Bank Sentral AS, The Federal Reserve. 

Indeks S&P 500 (.SPX) dan Nasdaq Composite (.IXIC) masing-masing naik 0,1% dan 0,6%, sedangkan  Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 0,3%.

Seiring dengan pergerakan tersebut, indeks Harga MSCI All Country World (.MIWD00000PUS) terapresiasi 0,41%. Saham-saham AS berfluktuasi di tengah laporan adanya masalah teknis di Bursa Efek New York terkait band "Limit Up-Limit Down". Hal itu menyebabkan jeda volatilitas pada lusinan saham yang terdaftar di bursa tersebut.

Di siis lain, kemudian imbal hasil obligasi AS turun ke level terendah dalam dua minggu terakhir. Dolar AS juga melemah setelah data menunjukkan aktivitas manufaktur AS melambat selama dua bulan berturut-turut di bulan Mei. Pesanan barang baru mengalami penurunan terbesar dalam hampir dua tahun.

Lemahnya data manufaktur AS mendorong spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin akan memangkas suku bunga tahun ini. Namun, beberapa investor tetap skeptis karena inflasi masih di atas target 2% yang ditetapkan oleh Fed.

Di Eropa, para investor memperkirakan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis (6/6) mendatang, akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%.

Kepala Blackrock Investment Institute, Jean Boivin, berpendapat bahwa inflasi membatasi ruang gerak bank sentral untuk memangkas suku bunga.

“Kami melihat mereka akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama lagi,” kata Boivin dikutip Reuters, Selasa (4/6). 

 Adapun imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun sebanyak 11 basis poin menjadi 4,4021% dan sempat mencapai level terendah 4,404%. Angka ini merupakan level terendah sejak 16 Mei. Sementara itu, imbal hasil obligasi bertenor dua tahun turun 7 basis poin menjadi 4,823% dan mencapai level terendah 4,816% sejak 21 Mei. 

European Central Bank (ECB) diperkirakan hampir pasti memangkas suku bunga pada hari Kamis. Namun setelah data inflasi zona euro yang sangat kuat minggu lalu, pasar saat ini memperkirakan pelonggaran kurang dari 60 basis poin.

Ahli strategi di broker Pepperstone di London, Michael Brown, mengatakan bahwa minggu ini dimulai dengan risiko yang relatif positif. Hal ini tampaknya merupakan kelanjutan dari momentum positif yang terlihat pada hari Jumat, meskipun cukup mengejutkan mengingat banyaknya risiko peristiwa yang akan terjadi.

Menurut data yang dirilis pada hari Senin, aktivitas pabrik di China pada Mei meroket dalam sekitar dua tahun. Hal ini memperkuat optimisme di pasar setelah laporan pada hari Jumat menunjukkan ukuran inflasi yang diinginkan oleh The Fed tetap stabil pada April.

Michael Brown juga menyatakan bahwa keputusan ECB mungkin menjadi peristiwa yang paling penting untuk diperhatikan. Terutama setelah data inflasi minggu lalu yang meningkatkan kemungkinan sikap hawkish dari ECB.

“Bahwa hanya ada satu pemangkasan lagi tahun ini setelah penurunan 25 bp pada hari Kamis,” kata Brown. 

Pasar juga berekspektasi bahwa sekitar 80% kemungkinan Bank of Canada memangkas suku bunga pada pertemuan hari Rabu, dengan proyeksi pelonggaran sekitar 60 basis poin tahun ini. Namun, beberapa analis berharap pelonggaran tersebut akan lebih besar.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila