Penyaluran pupuk subsidi oleh PT Pupuk Indonesia terhambat surat keputusan Pemda atau Pemerintah Daerah. Perusahaan memastikan produksi dan penyimpanan 9,55 juta ton pupuk bersubsidi aman.
Presiden Direktur Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mencatat, baru 50% dari total kabupaten atau sekitar 200 yang menandatangani dokumen penyaluran pupuk subsidi. Pupuk bersubsidi yang disalurkan baru tiga juta ton.
“Kami berharap, sisanya sekitar 200 lebih kabupaten segera menandatangani surat keputusan, sehingga penyaluran pupuk subsidi segera dilaksanakan," kata Rahmad di Kompleks Kementerian Pertanian, Jumat (7/6).
Ia menyebutkan, stok pupuk yang disimpan di gudang dua juta ton. Sebanyak 1,3 juta ton di antaranya merupakan pupuk subsidi.
Total anggaran yang dikeluarkan untuk 9,55 juta pupuk subsidi Rp 54 triliun tahun ini. Rahmad optimistis Pupuk Indonesia dapat memenuhi seluruh permintaan.
Total kapasitas produksi 14 juta ton, dengan alokasi pupuk subsidi 9,5 juta ton tahun ini. Pupuk Indonesia berencana memproduksi 8,5 juta ton pada 2024. Jika ditambah dengan stok awal 1,2 juta ton, sehingga totalnya hampir 10 juta ton.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan bahwa peningkatan pupuk subsidi penting mengingat terjadinya kenaikan harga pupuk yang membebani petani. Bahan baku pupuk naik 230% secara tahunan.
Berkurangnya volume produksi padi berkorelasi langsung dengan pengurangan pupuk subsidi. Produksi beras Nasional turun dari capaian 2018 34 juta ton menjadi 31 juta ton pada 2019 - 2023.
"Harga bahan baku pupuk naik, karena perang antara Rusia dan Ukraina sejak 2022," kata Amran.