Jokowi Dorong Akuisisi Pabrik Gula dan Etanol, Pertamina: Masih Kajian
PT Pertamina (Persero) masih melakukan kajian terhadap proses akuisisi pabrik gula dan etanol di Brasil. Langkah ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo untuk memperluas bisnis perusahaan.
“Saat ini masih dalam tahap kajian secara komprehensif untuk mendapatkan hasil terbaik,” kata Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso saat dihubungi Katadata.co.id, Selasa (11/6).
Perusahaan, Fadjar mengatakan, akan menjalankan amanah pemerintah dalam hal menjaga ketahanan energi nasional. "Khususnya di era transisi energi untuk mencari sumber energi baru terbarukan,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong Pertamina untuk melakukan ekspansi ke bisnis masa depan yang berorientasi pada praktik ekonomi berkelanjutan.
Pernyataan Jokowi sekaligus menegaskan arahan yang diberikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kepada Pertamina untuk mengambil alih kepemilikan perusahaan gula dan etanol asal Brasil.
"Saya kira Pertamina perlu ekspansi keluar. Itu adalah hal biasa untuk keuntungan perusahaan dan juga untuk melihat bisnis dan ekonomi masa depan," kata Jokowi dalam acara Hari Ulang Tahun ke-52 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) kemarin.
Ia meyakini Pertamina sudah melakukan perhitungan dan kajian ekspansi bisnis untuk mendatangkan kemanfaatan secara optimal kepada negara. "Saya kira proses yang dilakukan oleh Pertamina sekarang itu menuju ke sana. Saya yakin semuanya sudah dikalkulasi," ujar Jokowi.
Kabar mengenai rencana Pertamina untuk mengakuisisi pabrik gula dan etanol asal Brazil pertama kali disuarakan oleh Luhut pada acara yang sama. Dia mengatakan Pertamina kini masih masih melakukan uji tuntas atau due diligence dengan mempelajari data perusahaan tersebut.
Luhut tak mengatakan secara jelas identitas perusahan gula dan etanol Brasil yang akan diakuisisi oleh Pertamina. Ia hanya mengatakan lewat akuisisi yang dilakukan oleh Pertamina akan meningkatkan kualitas bensin domestik secara bertahap melalui campuran bioetanol.
Apabila rencana itu terwujud, Pertamina mampu menurunkan kadar sulfur dalam bahan bakar menjadi 50 parts per million (ppm) hingga 60 ppm dari kondisi saat ini di level 500 ppm. Penurunan tersebut dapat terwujud dalam jangka waktu tiga tahun. "Sehingga nanti Pertamina memiliki sumber energi dan sumber gula dari Brasil yang akan membuat ketahanan energi kita bagus," ujar Luhut.