Produksi jet Boeing telah melambat tajam di tengah meningkatnya pengawasan dari regulator imbas insiden penutup pintu pesawat Alaska Airlines meledak pada Januari lalu. Terbaru, Boeing mengatakan pada pemasok jika mereka memundurkan target produksi seri 737 selama tiga bulan.
Dikutip dari Reuters, Sabtu (15/6), dua sumber industri mengatakan jika Boeing merevisi jadwal untuk memasok 42 pesawat seri 7373 menjadi September. Jadwal tersebut mundur dari target sebelumnya yang ditetapkan Juni.
Boeing tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar mengenai pemunduran jadwal tersebut. Perusahaan tersebut terus berjuang melawan krisis yang menghambat produksi.
Namun, keputusan Boeing untuk menunda target tersebut merupakan indikasi bahwa mereka yakin tekanan pasokan tidak akan berkurang. Sementara saingannya yang merupakan pembuat pesawat terbesar di dunia, Airbus, juga bersiap menghadapi gangguan jangka pendek yang semakin meningkat di tengah kekurangan suku cadang dan tenaga kerja, menurut laporan Reuters bulan lalu.
Jadwal pemasok baru mengharuskan produksi mencapai 47 per bulan pada bulan Maret 2025, dibandingkan dengan bulan Januari pada tahun yang sama. Output akan mencapai 52 per bulan pada bulan September 2025, dibandingkan dengan bulan Juni.
Boeing Selidiki Masalah Baru Pesawat 787
Sebelumnya, Boeing sedang menyelidiki masalah kualitas baru pada 787 Dreamliner. Hal itu dilakukan setelah mereka menemukan bahwa ratusan pengencang telah dipasang secara tidak benar pada badan pesawat beberapa jet yang tidak terkirim.
Dua narasumber mengatakan serangkaian kendala manufaktur yang mempengaruhi kesalahan "torsi" atau pengetatan di pabrik yang ada di Amerika Serikat tersebut. Dalam satu pesawat, terdapat lebih dari 900 pengencang yang dibagi rata antara kedua sisi bagian tengah badan jet.
"Belum ada kekhawatiran mengenai keselamatan penerbangan, namun Boeing berupaya memahami penyebab masalah tersebut dan akan memutuskan berapa banyak pengerjaan ulang yang perlu dilakukan setelah penyelidikan selesai", kata sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, dikutip dari Reuters, Jumat (16/4).
Boeing mengkonfirmasi pemeriksaan tersebut sebagai tanggapan atas pertanyaan Reuters pada hari Kamis dan mengatakan pihaknya melihat dampak terbatas atau tidak ada dampak pada pengiriman.
“Tim 787 kami sedang memeriksa pengencang di area samping badan beberapa pesawat 787 Dreamliner yang belum terkirim untuk memastikan bahwa pengencang tersebut memenuhi spesifikasi teknis kami. Armada yang masih bertugas dapat terus beroperasi dengan aman,” kata juru bicara perusahaan tersebut.
Dia mengatakan, Boeing meluangkan waktu yang diperlukan untuk memastikan semua pesawat memenuhi standar pengiriman sebelum dikirimkan. Mereka bekerja sama dengan pelanggan kami dan FAA (Federal Aviation Administration) dan terus memperbaruinya.
FAA mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Boeing mengungkapkan pihaknya mungkin telah "memasang pengencang badan pesawat secara tidak benar pada beberapa jet 787". FAA sedang menyelidiki dan bekerja sama dengan Boeing untuk menentukan tindakan yang tepat dan memastikan perbaikan segera dalam sistem produksi.
Administrator FAA, Mike Whitaker, mengatakan dia akan mendengar pendapat orang-orang di lokasi selama kunjungan yang direncanakan sebelumnya ke pabrik Boeing 787 di Carolina Selatan. Produsen pesawat AS ini berada di bawah pengawasan regulator dan pelanggan sejak insiden tanggal 5 Januari di mana pesawat 737 MAX yang dioperasikan oleh Alaska Airlines terpaksa melakukan pendaratan darurat setelah panel badan pesawat meledak di tengah penerbangan.
Cacat manufaktur terbaru ditemukan di pabrik perusahaan di Carolina Selatan, tempat kulit komposit karbon ringan 787 dipasang pada penyangga kerangka di dalam bagian badan pesawat yang disebut longon. Sumber tersebut mengatakan bahwa pengencang yang terkena dampak telah diputar dari sisi yang salah, menggunakan kepala dan bukan mur yang terkait.
Pada Januari, Boeing mengeluarkan buletin kepada pemasok yang menetapkan praktik untuk memastikan baut dikencangkan dengan benar setelah inspeksi terhadap 737 MAX 9 yang dilarang terbang akibat ledakan tersebut. Data pelacakan mengkonfirmasi bahwa pengiriman 787 terus berlanjut, meskipun lebih lambat dari biasanya. Hal itu karena adanya perlambatan produksi yang terjadi sebelumnya dan tidak terkait.
FlightRadar24 mengatakan satu model 787-10 berangkat ke pelanggan Eropa pekan ini. Maskapai penerbangan mengkhawatirkan penundaan pengiriman yang ada, dan beberapa pembeli memperkirakan rata-rata penundaan selama beberapa bulan.