Mendag Lepas Ekspor 8 Kontainer Baja Lapis ke 3 Negara

ANTARA/HO-Kementerian Perdagangan.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) melihat produk baja lapis produksi PT Tata Metal Lestari di Sadang, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (21/6/2024).
Penulis: Antara
Editor: Sorta Tobing
23/6/2024, 11.02 WIB

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melepas ekspor delapan kontainer produk baja lapis dengan tujuan Australia, Kanada, dan Puerto Rico. Apresiasi ia berikan kepada PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) yang telah memanfaatkan peluang pasar ekspor dengan prinsip industri hijau dan berkelanjutan. 

"UMKM (diekspor) saja kita bangga, apalagi ini termasuk industri berteknologi tinggi," ucapnya dalam pernyataan resmi yang diterima, Sabtu (22/6). 

Vice President Operations PT Tata Metal Lestari Stephanus Koeswandi menyebut dukungan pemerintah, perlindungan terhadap industri domestik, restrukturisasi industri keberlanjutan, serta inovasi dan adaptasi merupakan faktor pendorong pencapaian ekspor perusahaan yang baru berdiri pada 2019.

Saat ini pihaknya melakukan produksi sebesar 85% dari kapasitas. Sebanyak 30% dari hasil produksi tersebut ditujukan untuk ekspor. “Kontribusi penjualan ekspor adalah 25% hingga 30% dari pendapatan," kata Stephanus.

Tata Metal Lestari merupakan ekspansi dari industri hilir Tatalogam Group. Induk usaha ini berdiri sejak 1994, memroduksi genteng metal dan baja ringan.

Ekspor RI ke Kanada dan Australia

Permintaan produk baja dari para importir, terutama Kanada dan Australia, terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Angka peningkatannya masing-masing 16,94% dan 14,72%. 

Dalam catatannya, neraca dagang Indonesia terhadap dua negara itu defisit. Zulkifli berharap kehadiran ekspor produk baja lapis dapat mengurangi defisit perdagangan tersebut. 

Selain itu, pemerintah akan terus memperluas akses pasar ke Kanada dan Australia. Salah satunya dengan penyusunan perjanjian dagang. Dengan Australia, Indonesia telah memiliki perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif atau CEPA, sedangkan dengan Kanada masih dalam tahap perundingan.