Anggota DPR Minta Kementerian ESDM Buka Keran Ekspor Bauksit Mentah

123RF
Foto Ilustrasi Bauksit.
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti
8/7/2024, 20.58 WIB

Komisi VII DPR RI meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka relaksasi ekspor bauksit mentah. Anggota Komisi VII Maman Abdurrahman mengatakan relaksasi ekspor komoditas itu dibutuhkan karena kondisi perekonomian yang lesu di Kalimantan Barat.

“Saya tidak sepenuhnya ingin mendukung pembukaan ekspor kembali, tetapi saya ingin menyampaikan kepada pemerintah agar ruang relaksasi bauksit dibuka secara proporsional,” kata Maman dalam rapat kerja Menteri ESDM bersama Komisi VII pada Senin (8/7).

Guna mendongkrak perekonomian daerah, Maman meminta kepada pemerintah khususnya Kementerian ESDM untuk membuat kajian terkait hal ini secara objektif.  Pihaknya juga akan mengupayakan adanya proses hearing terkait usulan ini dengan mendatangkan beberapa kepala daerah di Kalimantan Barat, termasuk pelaku usaha, serta masyarakat sebagai pertimbangan.

“Tapi poinnya saya ingin tegaskan satu hal, jangan ada pergeseran opini, kami tidak juga memberikan usulan membuka kuota besar, tidak. Tetapi sifatnya adalah mendorong membuka kuota ekspor terbatas agar ruang ekonomi bisa bergerak di Kalimantan Barat,” ujarnya.

Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) sebelumnya mengatakan,  larangan ekspor telah mengakibatkan dampak negatif bagi industri bauksit.  “Banyak perusahaan gulung tikar, sekitar 1500 orang kehilangan pekerjaan atau PHK,” kata Pelaksana Harian Ketua Umum AP3BI Ronald Sulistyanto saat dihubungi Katadata.co.id pada Selasa (2/7). 

Pemerintah telah melarang ekspor bijih bauksit sejak Juni 2023. Pemerintah mengatakan hal ini untuk mendorong industri pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri. Namun Ronald menyebut, kondisi pelarangan ekspor ini tidak diimbangi dengan performa fasilitas pengolahan dan pemurnian atau smelter, sehingga belum bisa menampung seluruh hasil produksi. 

“Produksi bauksit sebanyak 30 juta ton per tahun, namun yang dibutuhkan smelter hanya 18 juta ton, itupun kalau smelter beroperasi penuh,” ujarnya. “Sisa 12 juta ton produksi bauksit tersebut saat ini nasibnya tidak menentu.”

Reporter: Mela Syaharani