PT Kereta Api Indonesia atau KAI mengajukan penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 1,8 triliun untuk tahun depan. Dana segar tersebut dibutuhkan untuk pengadaan 24 rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) baru dari dalam negeri.
KAI berencana mendatangkan total 37 kereta baru hingga 2027 dengan rincian 24 rangkaian KRL dari dalam negeri, 11 rangkaian dari Cina, dan dua rangkaian hasil retrofit. Total anggaran yang dibutuhkan untuk aksi korporasi tersebut mencapai Rp 9,18 triliun.
"Urgensi kebutuhan pengadaan kereta listrik ini,karena usianya yang sudah sangat tua atau di atas 30 tahun. Sementara pertumbuhan volume penumpang sangat cepat. Oleh karena itu, potensi overload akan sangat tinggi, saat jam-jam sibuk," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko KAI Salusra Wijaya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR di Jakarta, Selasa (9/7).
Salusra menyebut manfaat pengadaan KRL tersebut cukup tinggi atau sesuai dengan rasio manfaat biaya hingga 4,8 poin. Dengan kata lain, nilai manfaat dari PMN tersebut ke masyarakat hampir lima kali lipat dari biaya yang dikeluarkan.
Selain itu, pengembalian investasi pada perekonomian masyarakat dari pengadaan kereta tersebut juga mencapai 23,5%. Angka tersebut lebih besar dari rata-rata pengembalian investasi secara ekonomi sebesar 10%.
Sebelumnya, KAI telah mengajukan PMN senilai Rp 2 triliun untuk tahun anggaran 2024 demi keperluan yang sama. Namun seluruh PMN tersebut digunakan untuk peremajaan armada rangkaian kereta KCI hingga 2027.
Alhasil, total PMN yang diajukan KAI untuk kebutuhan peremajaan armada rangkaian kereta mencapai Rp 3,8 triliun. Sulasra mengatakan kebutuhan dana lainnya akan bersumber dari pinjaman perbankan.
Kereta Impor Masuk RI
Sebelumnya, VP Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia Anne Purba menjelaskan, seluruh kereta impor tersebut akan tiba di Indonesiapada paruh pertama 2025. Waktu pengiriman juga dinilai penting, karena akan ada 19 rangkaian kereta yang tidak dioperasikan KCI pada tahun ini seiring masa pakainya yang telah habis.
"Krisis kebutuhan rangkaian terjadi dari paruh kedua tahun ini, sampai paruh pertama tahun depan. Jadi, rangkaian kereta yang berhenti dioperasikan harus sudah dipulihkan dengan rangkaian kereta baru sebelum paruh pertama tahun depan," kata Anne di Gedung DPR, Senin (1/7).
Anne mencatat, seluruh kereta impor tersebut berasal dari perusahaan yang sama yakni CRRC Sifang Co. Menurutnya, KCI memilih mengimpor dari satu perusahaan demi mempercepat waktu pengerjaan kereta karena tidak perlu membuat desain baru
Direktur Utama KCI Asdo Artriviyanto menilai pengadaan kereta anyar tersebut sudah sesuai dengan proyeksi kebutuhan pengguna Commuter Line Jabodetabek 2024-2025 yang mencapai 1 juta pengguna per hari. Asdo mencatat rata-rata penumpang harian pada 2023 sebanyak 850.00 pengguna.
Total pengguna Commuter Line Jabodetabek mencapai 290,89 juta sepanjang 2023. Angka ini naik 38% secara dari capaian 2022 sejumlah 239,25 juta orang. Asdo memprediksi pengguna Commuter Line Jabodetabek akan naik 16,98 juta orang atau 4% per tahun.