Dirut IBC Optimistis Permintaan EV Global Masih Tinggi, Tidak Melambat

ANTARA FOTO/Hasrul Said/YU
Petugas mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (17/4/2024).
Penulis: Djati Waluyo
30/7/2024, 10.33 WIB

Direktur Utama PT Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Nugroho optimistis bahwa permintaan pasar global untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) masih tinggi.

Menurutnya, tingkat pertumbuhan permintaan EV di tingkat global masih berada di angka 20% sampai 25% per tahun atau masih jauh dari kata perlambatan.

"Pasar utama untuk EV adalah AS, Cina, dan Eropa. Saat ini, permintaan dalam satu tahun mendekati sekitar 1.500 gigawatt per jam (GWh). Itu setara dengan sekitar 16 juta mobil EV per tahun," ujar Toto dalam acara "International Battery Summit", dikutip Selasa (30/7).

Dari jumlah tersebut, Cina masih memimpin dengan 10 juta unit EV per tahun, kemudian sisanya merupakan produksi dari Amerika Serikat, dan Eropa.

Dengan begitu, ia melihat masa depan cerah dari industri baterai khususnya di Indonesia. Pasalnya, dengan meningkatnya permintaan akan EV maka akan membuat negara produsen kendaraan listrik masih membutuhkan pasokan nikel, kobalt dan bahan baku baterai.

Lanjutnya, IBC masih memiliki peluang cukup besar dalam menggarap pasar Indonesia. Pasalnya, sampai dengan 2035 pengguna EV di proyeksi akan menyerap listrik hingga 60 GWh. 

"Pada tahun 2025, angkanya menunjukkan 6 gigawatt jam. Tapi saat ini, dalam hal kendaraan dua roda dan empat roda, kebutuhan baterai kami masih 1,5 gigawatt jam. Jadi, kami masih memiliki jalan panjang," ujarnya.

Peresmian Ekosistem Baterai dan Kendaraan Listrik Pertama Indonesia

Presiden Joko Widodo telah meresmikan ekosistem baterai dan kendaraan listrik PT HLI Green Power di Karawang New Industry City (KNIC), Jawa Barat pada Rabu, (3/7). 

“Hari ini kita telah memulai babak baru dalam meletakkan tonggak komitmen kita untuk menjadi pemain global di ekosistem EV sel baterai dan kendaraan listrik,” kata Jokowi dalam acara peresmian ekosistem baterai dan kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat pada Rabu (2/7). 

Melalui peresmian ini Jokowi optimistis Indonesia bisa masuk menjadi pemain global dalam rantai pasok kendaraan listrik. Terlebih, ini merupakan pabrik sel baterai EV yang pertama dan terbesar di Asia Tenggara. 

“Dan saya yakin kompetisi dengan negara lain bisa kita menangkan” ucapnya. 

Apalagi indonesia didukung oleh keberadaan sumber daya alam seperti mineral nikel, bauksit, tembaga yang melimpah. Selain itu indonesia juga memiliki smelter yang menghasilkan katoda dan prekursor yang masuk dalam komponen baterai kendaraan listrik. 

“Kemudian pabriknya ada disini, terintegrasi dalam sebuah ekosistem untuk mobil listrik. Siapa yang bisa menghadang kita kalau kondisinya sangat kompetitif seperti itu,” kata dia.

Reporter: Djati Waluyo