Pasokan Melimpah, Pengembang akan Genjot Penjualan Rumah Segmen Bawah

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.
Foto udara rumah subsidi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (16/2/2024).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
7/8/2024, 14.43 WIB

Real Estat Indonesia atau REI akan mengegenjot penjualan rumah untuk segmen kelas bawah pada tahun ini. Permintaan rumah pada segmen tersebut diperkirakan tetap kuat ditengah pasokan yang tinggi. 

"Kami akan terus mendorong penjualan ke profil konsumen kelas bawah lantaran pasokannya tinggi," kata Ketua Umum REI Joko Suranto kepada Katadata.co.id, Rabu (7/8).

Joko menyampaikan, tingginya pasokan rumah untuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR masih diikuti dengan permintaan yang tinggi. Hal tersebut tercermin dari hampir tercapainya target penyaluran fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan atau FLPP.

Di sisi lain, menurut REI juga akan mewaspadai dampak dari meningkatnya rasio kredit bermasalah pada segmen KPR. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, kredit bermasalah atau NPL penyaluran KPR per Mei 2024 mencapai 2,46%. Angka tersebut naik dari capaian akhir tahun lalu sebesar 2,33% dan akhir 2022 sebesar 2,02%.

"Nanti dari perbankan akan komunikasi dengan kami untuk mewaspadai calon konsumen dari sektor pekerjaan tertentu. Namun

Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat memproyeksikan kuota fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan atau  FLPP akan habis pada September 2024. Kuota KPR FLPP pada tahun ini ditetapkan sebanyak 166 ribu unit, lebih rendah 27,51% dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kami masih menunggu balasan atas surat yang kami kirimkan ke presiden untuk menambah kuota rumah kelompok MBR dari penyaluran FLPP," katanya.

Kepala Divisi Penyaluran Pembiayaan BP Tapera Alfian Arief sebelumnya mencatat, akad penyaluran FLPP hingga bulan lalu telah menembus 151.000 unit atau 90,96%. Lebih dari 90% dana FLPP kini telah ada di bank penyalur FLPP.

"Dana FLPP yang sudah cair ada sebanyak 101.865 unit rumah. Oleh karena itu, kami predikis dana FLPP akan habis pada September 2024," kata Alfian kepada Katadata.co.id, Rabu (31/7).

Alfian menyampaikan, realisasi dana FLPP yang sampai di tangan masyarakat baru mencapai 61,36% dari total kuota. Walau demikian, ia memperkirakan seluruh dana FLPP dapat tersalurkan ke masyarakat pada akhir kuartal ketiga tahun ini lantaran realisasi FLPP mencapai 18.000 unit per bulan.

Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho sebelumnya mengingatkan pada bank penyalur bahwa pembiayaan FLPP hanya ditujukan bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. Oleh karena itu, Heru mengatakan bank penyalur FLPP harus melakukan verifikasi data agar tepat sasaran.

"BP Tapera mengimbau seluruh bank penyalur pembiayaan Tapera dan FLPP untuk ekstra selektif dalam bekerjasama dengan pengembang," kata Heru dalam keterangan resmi, Rabu (24/7).


Reporter: Andi M. Arief