Plt Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Basuki Hadimuljono menyebut, Samsung Grup menyatakan minat berinvestasi di Ibu Kota Nusantara. Perusahaan yang menyumbang 20% perekonomian Korea Selatan tersebut berminat untuk berinvestasi di sektor properti.
Basuki mencatat, Samsung berniat berinvestasi dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha di sektor properti. Walau demikian, Basuki belum mengumumkan nilai investasi maupun jenis properti yang akan didirikan Samsung.
"Kemungkinan akan membangun superblok seperti investor asing lain di IKN. Kenapa minat investasi properti di IKN tinggi, karena orang mau pindah ke IKN," kata Basuki di Kampus Kementerian PUPR, Jumat (9/8).
Dalam catatan Katadata, ada dua investor lain selain Samsung yang akan berinvestasi di sektor properti, yakni Emaar Properties asal Uni Emirat Arab dan Sojitz Corporation asal Jepang. Nilai dana segar yang akan ditanamkan kedua investor tersebut masih belum diumumkan pemerintah.
Sojitz merupakan perusahaan manufaktur asal Jepang yang bergerak di bidang otomotif, dirgantara, infrastruktur, energi, pertambangan, daur ulang, kimia, pangan, dan ritel. Menurut Basuki, Sojitz sedang menghitung investasi yang dibutuhkan untuk beroperasi di Nusantara.
"Sojitz ini bentuknya investasi mandiri di sektor properti, yakni membangun superblock. Artinya Sojitz akan membangun hotel, perumahan, dan area komersial di lahan yang sama," katanya.
Sementara itu, Emaar Properties berencana untuk berinvestasi di klaster II IKN. Saat ini pemerintah sedang membangun klaster I IKN, tepatnya klaster IA atau Kawasan Inti Pusat Pemerintahan.
Pada saat yang sama, pemerintah sedang menganalisis pengajuan investasi yang dikirimkan oleh Emaar Properties. Adapun realisasi investasi Emaar diperkirakan paling cepat pada November-Desember 2024.
Basuki mengatakan, ketiga investor asing tersebut telah melayangkan surat minat investasi atau LoI ke OIKN. Secara rinci, OIKN telah menerima sekitar 472 LoI hingga hari ini, Jumat (9/8).
Ia menyampaikan, hanya 260 LoI yang ditindaklanjuti lantaran investasi dalam 212 LoI sebatas kegiatan konstruksi atau memasok bahan konstruksi. Adapun LoI yang telah direalisasikan menjadi investasi mencapai 45 entitas dan seluruhnya berasal dari dalam negeri.
"Saya telah memetakan proses LoI lainnya dan sudah ada 60 investor yang memiliki proses agak jauh. Kemarin saya kumpulkan dan baru ada enam investor yang memastikan berinvestasi di IKN. Keenam investor tersebut dari dalam negeri," ujarnya.