Indeks Harga Saham Gabungan diprediksi melanjutkan penurunan di Jumat (16/8). IHSG turun pada perdagangan kemarin seiring respons pasar terhadap data ekonomi domestik.
Surplus data neraca perdagangan Indonesia (NPI) yang dirilis kemarin menunjukkan penurunan surplus dari US$ 2,39 miliar pada Juni menjadi US$ 470 juta pada Juli. Surplus tersebut jauh di bawah ekpektasi analis yang diwawancarai Katadata.co.id dan memperkirakan kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya.
Nilai ekspor naik 6,46%, sedangkan impor turun 11,07%. Kenaikan ekspor relatif sesuai ekspektasi menyusul perbaikan data serupa yang lebih dulu dicatatkan oleh Cina
Phintraco Sekuritas dalam risetnya memperkirakan IHSG akan melanjutkan penurunan akibat data ekonomi domestik. ''Pasar mengantisipasi kebijakan sukubunga BI jelang pemangkasan suku bunga acuan the Fed di September 2024.'' Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Jumat (16/8).
Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Timah Tbk (TINS), PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA).
Sementara, MNC Sekuritas mengatakan IHSG akan terkoreksi ke rentang area 7.027 hingga 7.218.
Berikut rekomendasi saham MNC Sekuritas:
- Speculative buy saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) di rentang 418-428.
- Buy on weakness saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) di rentang 3.780-3.820.
- Buy on weakness saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) di rentang 1.540-1.595.
- Speculative buy saham PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) di rentang 322-326.
Indeks Harga Saham Gabungan turun 0,36% ke level 7.409 pada penutupan perdagangan Kamis (15/8). Level tertinggi IHSG hari ini adalah 7.460 sedangkan level terendahnya adalah 7.386.
Pada perdagangan kemarin data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan nilai transaksi saham mencapai Rp 9,34 triliun, dengan volume 17,11 miliar saham, dan frekuensi sebanyak 1.025.975 kali. Sebanyak 279 saham menguat, 286 saham terkoreksi, dan 224 saham tidak bergerak. Nilai kapitalisasi pasar IHSG kemarin menjadi Rp 12.577,49 triliun.