PT Freeport Indonesia (PTFI) mengatakan akan meresmikan produksi perdana fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga Gresik pada pekan depan.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan bahwa produksi perdana smelter akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Smelter di Gresik sudah beroperasi dan sudah siap untuk produksi. Mudah-mudahan minggu depan bisa diresmikan oleh pak Presiden,” kata Tony saat ditemui di Kementerian ESDM pada Kamis (22/8).
Namun Tony mengatakan peresmian produksi ini belum dapat dipastikan sepenuhnya, karena masih mempertimbangkan jadwal kegiatan presiden. “Tergantung jadwalnya beliau, tapi mudah-mudahan minggu depan,” ujarnya.
Tony melaporkan total investasi yang dikeluarkan dalam pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter tembaga Manyar mencapai US$ 3,7 miliar atau sekitar Rp 58 triliun.
“Ini adalah salah satu investasi besar dan menjadi portofolio bagi Pak Menteri Investasi atas realisasi investasi yang dilakukan PTFI disini,” kata Tony Wenas dalam acara peresmian operasi smelter Manyar beberapa waktu lalu, Kamis (27/6).
Smelter Manyar ini berada di kawasan ekonomi khusus (KEK) Java Integrated Industrial Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Tony mengatakan pembangunan smelter ini merupakan tantangan besar.
Tony mengatakan Smelter Manyar merupakan smelter tembaga single line terbesar di dunia dengan kapasitas mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga. Dari kapasitas tersebut, smelter ini akan menghasilkan 650 ribu ton katoda tembaga.
Produksi katoda tembaga ini akan dimulai pada Agustus. Tony menjelaskan bahwa meski sudah beroperasi, smelter ini masih membutuhkan waktu sekitar enam hingga 10 minggu untuk memanaskan seluruh komponennya agar mencapai titik panas tertentu. Hal ini dilakukan agar bisa memproses konsentrat tembaga dengan maksimal.
Peresmian Operasi smelter Gresik
Smelter tembaga ini mulai beroperasi pada 27 Juni 2024. Menteri Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Menteri Investasi Bahlil Lahadalia meresmikan operasional smelter tembaga kedua milik Freeport setelah smelter PT Smelting yang juga berlokasi di Gresik.
“Puji Syukur kita bisa hadir menyaksikan pabrik yang luar biasa, dapat terbangun dalam waktu 30 bulan sejak lakukan groundbreaking oleh Presiden,” kata Airlangga dalam peresmian Smelter Manyar yang dipantau melalui kanal Youtube Freeport Indonesia pada Kamia (27/6).
Airlangga mengatakan, pembangunan smelter ini tepat waktu sesuai dengan yang sudah direncanakan. Dia menyebut, terbangunnya Smelter Manyar merupakan bagian dari perpanjangan pemberian izin usaha pertambangan khusus (IUPK) untuk PTFI.
“Hasilnya hari ini, ini smelter paling hebat karena kita lihat tiga sampai empat tahun ke depan tidak ada yang bisa mampu membangun smelter seperti ini, di lahan 100 hektare (Ha), dimanapun. Kalaupun mereka berpikir sekarang Itu masih 4 tahun, 5 tahun ke depan baru bisa produksi,” ujarnya.
Smelter ini akan menghasilkan beberapa produk berupa katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, serta platinum group metals. Smelter berkapasitas 1,7 juta ton metrik kering per tahun.
Smelter Manyar ini juga dapat menghasilkan produk samping seperti asam sulfat, terak, gipsum, hingga timbal.