Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan pengalamannya berkenalan dengan salah satu orang terkaya dunia Ray Dalio yang merupakan pendiri OceanX. Kapal eksplorasi milik OceanX menjalankan misi eksplorasi di laut Indonesia pada Mei hingga Agustus 2024.
Luhut mengatakan, perkenalannya dengan Dalio dimulai di Abu Dhabi pada 2021 melalui Presiden Uni Emirat Arab Muhamamad Bin Zayed. "Dari situ kami mulai berbincang, kita negara kepulauan terbesar dunia tapi tidak pernah ekslorasi apa isi di dalamnya. Nah, Ray Dalio ini menawarkan kerja sama dengan OceanX," ujar Luhut saat berbincang dengan Research Director Katadata Insight Center Gundy Cahyadi di sela-sela Indonesia - Africa Forum, akhir pekan lalu.
Luhut mengaku langsung menangkap peluang kerja sama yang ditawarkan Dalio. Namun, ia memberikan syarat penelitian yang dilakukan OceanX harus bersama Indonesia. "Saya bilang silahkan kerja sama, tapi setiap kegiatanmu harus ada Indonesia," katanya.
Tim OceanX melakukan eksplorasi laut dalam dengan menggunakan dua kapal selam berawak yang bisa menyelam hingga kedalaman 1.000 meter. Mereka juga akan menggunakan remote operated vehicle alias kapal selam robot yang bisa menyelam hingga kedalaman 6.000 meter.
Kapal OceanXplorer dilengkapi dengan laboratorium untuk menganalisis DNA dari spesimen yang dikumpulkan oleh para peneliti. Datanya akan dioleh secara real time. Selain itu, kapal memiliki kemampuan full acoustic mapping untuk menganalisis kondisi dasar laut serta CTD profilling system untuk menganalisis nutrisi, plankton, dan semua komponen yang krusial untuk lautan.
Adapun eksplorasi dilakukan bersama para peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). OceanX juga memiliki pengalaman bekerja sama dengan peneliti lokal dan melakukan banyak cross training seperti saat melakukan eksplorasi di Uni Emirat Arab.
"Hasilnya OceanX ini, mereka di utaranya Bitung, baru menemukan habitat ikan zaman purba yag sudah 400 juta tahun, itu sekarang kita preserve habitatnya. Itu kan bia diteliti, mungkin bisa jadi obat atau gennya bisa jadi apa, kita belum tahu," ujarnya.