Menteri Rosan Ungkap Alasan Tesla Mangkir Investasi di RI: Energi Bersih
Menteri Investasi Rosan Perkasa Roeslani membeberkan alasan utama Indonesia belum dapat mengkapitalisasi perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat adalah energi bersih. Minimnya ketersediaan energi baru terbarukan atau EBT di dalam negeri membuat investor asing seperti Tesla Inc dan Sembcorp Industries Ltd memilih negara tetangga.
Dua di antaranya adalah Tesla Inc, dan Sembcorp Industries Ltd. Rosan menilai negara yang paling memanfaatkan perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat adalah Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
"Saya terlibat langsung dengan pembicaraan rencana investasi Tesla di Indonesia. Salah satu yang membuat mereka mengalihkan investasinya adalah ketersediaan energi bersih," kata Rosan di Gedung DPR, Selasa (3/9).
Kementerian Energi dan SUmber Daya Mineral mendata kontribusi EBT ke total energi baru sebesar 13,09% pada tahun lalu. Angka tersebut jauh dari target pengembangan EBT sepanjang 2023 menjadi 17,87%.
Mayoritas energi di dalam negeri masih berasal dari batu bara atau hingga 61,8% pada tahun lalu. Oleh karena itu, Tesla menilai ketersediaan energi di Indonesia tidak sesuai dengan visinya.
"Ke depannya, sebagian besar investor akan condong menggunakan energi bersih. Kita memang agak tertinggal dalam ketersediaan EBT," katanya.
Rosan mencatat, kontribusi energi bersih untuk kawasan ekonomi khusus di Vietnam telah lebih dari 62%. Angka tersebut akan naik menjadi 70% dengan ekspansi Sembcorp di Negeri Naga Biru.
Ia menyampaikan, Sembcorp berencana untuk menambah enam Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Vietnam pada kuartal terakhir tahun ini. Dengan demikian, total PLTS milik Sembcorp di Negeri Naga Biru mencapai 18 unit.
Pada saat yang sama, Rosan mencatat Sembcorp berencana memabngun Pembagkit Listrik Tenaga Surya di IKN berkapasitas 5 megawatt pada tahap pertama. Menurutnya, dana segar yang akan dikucurkan Sembcorp dalam proyek seterbut sekitar US$ 60 juta atau Rp 960 miliar.
Rosan mengatakan, PLTS tersebut akan beroperasi secepatnya pada November 2024. Menurutnya, hal tersebut penting agar investor asing tertarik untuk berinvestasi di IKN.
"Investor asing kini diwajibkan untuk netral karbon. Jadi, kami harus menuju ke arah situ dengan menyediakan energi bersih," ujarnya.