Menteri Teten: Konsumen Online Mudah Tergiur Produk Impor Murah, Kualitas Buruk

BRI
Menkop UKM Teten Masduki menyebut, dominasi impor di platform digital mengkhawatirkan.
Penulis: Agustiyanti
8/9/2024, 08.36 WIB

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menekankan pentingnya edukasi dan literasi bagi konsumen di pasar ekonomi digital. Pasalnya, banyak konsumsi yang mudah tertipu dengan produk impor yang tidak berkualitas dengan iming-iming harga murah. 

"Mereka banyak yang tertipu dengan kualitas produknya," kata Teten  dalam acara peringatan Hari UMKM Nasional bersama Komunitas Mitra Merchant Grab Indonesia, seperti dikutip dari Antara, Minggu (8/9).

Ia menilai, dominasi produk impor di platform digital mengkhawatirkan. Sekitar 90% barang yang dijual berasal dari impor. Ini, menurutnya, mengurangi kesempatan bagi UMKM lokal untuk bersaing.

Menurut Teten, ekonomi digital tumbuh sangat pesat. Namun, kondisi ini menimbulkan tantangan, terutama dalam praktik predatory pricing (praktik penjualan barang di bawah harga modal.  

Ia menjelaskan, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023, yang bertujuan memberikan perlindungan yang komprehensif bagi UMKM di era ekonomi digital.

Teten mengatakan, pasar digital bagaimanapun tetap penting sebagai akselerator perkembangan usaha UMKM. Ia mengutip MSME Empowerment Report pada 2022 yang menyebut, digitalisasi telah memberikan manfaat besar bagi peningkatan kinerja usaha UMKM.

"Penjualan meningkat rata-rata 84,2%, efektivitas operasional meningkat 73%, perluasan pasar mencapai 62,8%, dan efisiensi biaya 50,7%," kata dia.

Teten berharap sektor swasta seperti Grab Indonesia tetap konsisten untuk terus mengutamakan produk dalam negeri. Ini dapat dilakukan dengan berkolaborasi lebih erat dengan pelaku UMKM, pemerintah, dan sektor swasta lainnya.

Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menyatakan bahwa Grab akan terus fokus pada edukasi dan literasi untuk membantu para pelaku UMKM memasarkan produk di platform digital yang aman, cepat, dan mampu menjangkau pasar yang luas. Langkah yang dilakukan di antaranya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan strategi pemasaran.

Neneng menyebut sejak 2020 ada sekitar 2,3 juta peluang kerja di aplikasi Grab. Perusahaan tersebut juga telah menyalurkan Rp1 triliun bagi 25 ribu pelaku UMKM lewat aplikasi Grab Modal.

Dia menegaskan Grab akan terus meningkatkan langkah dan upaya-upaya tersebut agar lebih banyak lagi pelaku UMKM bisa naik kelas hingga mampu bermain di pasar ekspor.