Program Minum Susu Gratis, Peternak Minta Impor Sapi Hanya dari Negara Bersih

ANTARA FOTO/Walda Marison/sgd/Spt.
Pekerja memerah susu sapi di Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (10/10/2023).Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) berupaya perkuat produksi susu segar melalui pengembangan ekosistem sapi perah berbasis koperasi.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
10/9/2024, 12.51 WIB

Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia atau APSPI menyatakan revisi Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2016 tentang Pemasukan Ternak dalam Hal Tertentu yang Berasal dari Negara Asal Pemasukan berbahaya. Revisi beleid tersebut dilakukan agar pemerintah dapat mengimpor sapi perah dari negara berstatus masih terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK.

PP No. 4 Tahun 2016 melarang impor sapi hidup dari negara yang masih berstatus PMK. Pemerintah berencana mengimpor sapi perah dari Brasil lantaran komitmen pengiriman sapi perah ke Indonesia yang besar atau hingga 1 juta ekor per tahun.

Brasil kini masih berstatus PMK oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia. "Revisi ini berbahaya. Tahun lalu impor sapi hidup yang terindikasi belum bersih dari PMK saja bermasalah, apalagi ini dari negara yang jelas belum bersih PMK," kata Ketua APSPI Agus Warsito kepada Katadata.co.id, Selasa (10/9).

Agus mencatat Indonesia bebas dari PMK selama 30 tahun hingga 2022. Wabah PMK membuka peternak sapi perah terpaksa memotong paksa ternaknya. 

Berdasarkan catatan Katadata, total sapi perah terjangkit PMK per September 2022 mencapai 72.359 ekor. Sementara itu, Badan Pusat Statistik mendata, produksi susu segar pada 2022 susut 12,9% dari 946.388 ton pada 2021 menjadi 824.273 ton.

Agus menilai, dampak PMK ke peternak sapi perah masih berlanjut. Dia memproyeksikan produksi susus segar pada tahun ini bahkan tidak akan menembus 800.000 ton. Produksi susu segar pada tahun lalu mencapai 837.223 ton.

Oleh karena itu, Agus mendorong pemerintah untuk tetap melakukan pengadaan sapi perah dari negara bebas PMK. "Memang harus sabar dalam pengadaan sapi perah, dan harus bertahap. Menambah populasi sapi perah sebanyak dua juta ekor tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat," katanya.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Agung Suganda sebelumnya mengatakan kini pengadaan sapi perah mayoritas berasal dari Australia. Namun Australia hanya mampu mengirimkan 100.000 ekor sapi perah per tahun pada masa depan.

Pemerintah saat ini berencana mengimpor dua juta ekor sapi perah untuk memenuhi program Minum Susu Gratis. Impor sapi perah dibutuhkan lantaran target peserta program tersebut pada 2029 mencapai 82,9 juta orang.

Salah satu negara produsen sapi perah yang juga disoroti Agung adalah Brasil. Namun, negara ini pernah  masuk sebagai negara yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK meski tak lagi sejak 2006.

Brasil pun tengah mengajukan permohonan sebagai negara bebas PMK ke Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun lalu. Namun pengajuan tersebut baru dapat disetujui secepatnya Mei 2025.

Agung  pun memperkirakan, sapi perah dari Brasil baru bisa masuk setelah revisi PP No. 4 Tahun 2016 rampung. "Tentu jumlah sapi perah yang dipasok negara asal impor harus besar. Brasil mengatakan sanggup memasok 1 juta ekor sapi perah per tahun," katanya.


Reporter: Andi M. Arief