Profil Yoshihiro Hidaka, Bos Yamaha yang Diduga Ditikam Puterinya Sendiri

Bloomberg
CEO Yamaha Motor Yoshihiro Hidaka
18/9/2024, 13.04 WIB

Presiden Yamaha Motor Co. Yoshihiro Hidaka mengalami cedera lengan pada Senin (16/9). Cedera ini diduga dilakukan oleh putrinya bernama Hana Hidaka yang berusia 33 tahun. Saat itu, Hana menyerang ayahnya lalu menelepon polisi dan mengatakan bahwa Yoshihiro telah memukulnya. 

Meski sudah melapor, namun pada akhirnya polisi setempat menangkap Hana. Dia dicurigai melakukan percobaan pembunuhan terhadap ayahnya dengan menggunakan pisau dapur pada Senin pukul 3 pagi.

Kejadian ini berlangsung di rumah Yoshihiro yang berada di Iwata, Jepang. “Namun satu hari sebelumnya dia telah menelepon polisi pada 17.30,” kata polisi dikutip dari Kyodonews pada Rabu (18/9).

Dilansir dari laman resmi Yamaha, Yoshihiro merupakan seorang pria kelahiran 1963. Dia adalah lulusan fakultas hukum Universitas Nagoya dan bergabung dengan Yamaha Motor sejak 1987.

Yoshihiro juga merupakan Presiden dan Direktur Perwakilan Yamaha Motor dan Wakil Ketua Asosiasi Produsen Mobil Jepang, Inc.

Dalam sebuah wawancara, Yoshihiro mengaku sebagai penggemar Yamaha sejak dia kuliah. Dia mendapatkan surat izin mengemudi (SIM) saat menjadi mahasiswa baru.

Dia selalu menggunakan sepeda motor untuk kegiatan sehari-hari seperti kuliah dan kerja paruh waktu. Kegemaran Yoshihiro dalam mengendarai motor juga berpengaruh terhadap karir yang akan dipilihnya selepas kuliah.

Pada awalnya, dia tidak ingin menekuni dunia otomotif. “Saya suka mengendarai sepeda motor sebagai hobi. Jika masuk ke industri ini, saya akan kehilangan kecintaan saya pada motor,” kata Yoshihiro dikutip dari laman resmi Yamaha pada Rabu (18/9).

Yoshihiro kemudian mencoba peruntungan dengan mengikuti ujian kerja di industri baja besar dan perusahaan elektronik terkemuka. Namun tetap saja, kecintaannya pada kendaraan bermotor telah memberikannya jalan untuk mengikuti ujian masuk ke Yamaha Motor.

Dia tidak menyangka mendapatkan tawaran pekerjaan dari dua industri baja dan elektronik. Yoshihiro kemudian dihadapkan dengan dua pilihan ini. Namun pada akhirnya Yoshihiro memutuskan memilih Yamaha.

Yoshihiro juga menceritakan perjalanan karirnya sejak dia masuk ke Yamaha. Saat itu, mendapat penempatan pertama di departemen pengadaan. 

“Saya menghabiskan lima tahun berikutnya untuk menangani pengadaan suku cadang di Jepang dan lima tahun berikutnya di Prancis,” ujarnya.

Usai berkarir di Prancis, dia dipanggil ke Jepang untuk mengurus departemen perencanaan strategis pada bisnis sepeda motor. Dia bertanggung jawab sebagai departemen strategi di Eropa selama enam tahun untuk menangani semua aspek manajemen. 

“Kemudian saya dikirim kembali ke Jepang dan bergabung dengan divisi perencanaan perusahaan untuk grup global, dan saat itulah krisis keuangan 2008 terjadi,” ucapnya.

Diutus ke Amerika Serikat

Pasca krisis keuangan, Yoshihiro diutus perusahaan untuk pergi ke Amerika Serikat pada 2010 dan kembali ke Jepang tiga tahun setelahnya. Dia mendapat amanat untuk bertanggung jawab atas bisnis sepeda motor di negara berkembang.

Mulai dari India, Cina, Brasil, negara-negara Amerika Latin lainnya, serta pasar ASEAN. Namun disaat yang bersamaan, dia juga harus tetap memantau pasar Yamaha untuk negara maju. Dia menghabiskan waktu empat tahun di posisi tersebut.

Usai berkutat dengan pengembangan bisnis Yamaha untuk berbagai negara, Yoshihiro lalu ditarik perusahaan untuk mendalami angka-angka bisnis perusahaan. Dia didapuk menjadi Kepala Corporate Planning & Finance Center selama setahun.

Saat dia menjabat sebagai Kepala Corporate Planning & Finance Center, Presiden Yamaha Motor Yanagi memanggilnya saat rapat pada Juni 2017. “Dia berkata bahwa saya menjadi pemimpin selanjutnya. Saya kemudian menjadi presiden Yamaha pada 2018,” kata dia.

Reporter: Mela Syaharani