Greenpeace: Berlebihan Genjot Ekonomi Bisa Picu Kerusakan Lingkungan Permanen

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Greenpeace menilai upaya pemerintah mengejar pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% selama ini mendorong praktik eksploitasi sumber daya alam.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Agustiyanti
21/9/2024, 12.50 WIB

Greenpeace Indonesia memperingatkan pembangunan ekonomi yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi tinggi akan membawa Indonesia kepada kerusakan ekologis permanen. Lembaga ini menilai, upaya pemerintah mengejar pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% selama ini mendorong praktik eksploitasi sumber daya alam tetapi tak membawa kesejahteraan mayoritas masyarakat.

Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak, mengatakan ambisi untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi selama ini hanya mementingkan aktivitas ekonomi material. Menurut dia, kalkulasi PDB di Indonesia tidak memperhitungkan distribusi pendapatan, kualitas hidup, kebahagiaan, dan faktor-faktor sosial lainnya yang penting untuk kesejahteraan manusia.

Ia mengutip data Bank Dunia yang menunjukkan 10% orang terkaya di Indonesia menguasai 77% kekayaan nasional. Sementara pertumbuhan ekonomi di angka 5% yang selama ini digaungkan pemerintahan Joko Widodo, menurut dia, tidak mencerminkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 

"Terbukti dari menurunnya proporsi kelas menengah, maraknya PHK, serta mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan," ujar Leonard dalam keterangan, Sabtu (21/9).

Leonard mengatakan, pembangunan ekonomi pada akhirnya justru tidak akan mensejahterakan masyarakat jika terjadi keruksakan lingkungan.

"Sudah saatnya PDB tidak lagi menjadi indikator utama kesejahteraan, tetapi pendekatan pembangunan yang lebih holistik, inklusif, adil dan berkelanjitan yang perlu menjadi panduan ke depan," ujarnya. 

Greenpeace Indonesia melihat praktik eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, demi mengejar pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang seharusnya tidak terjadi. 

"Pendekatan yang mengutamakan PDB sebagai indikator kesuksesan ekonomi terbukti tidak cukup untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial dan lingkungan," tulisnya.

Reporter: Djati Waluyo