Kementan Optimistis Tak Perlu Tambah Impor Penuhi Kebutuhan Pangan Tahun Ini

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/tom.
Ilustrasi.
Penulis: Agustiyanti
24/9/2024, 11.27 WIB

Kementerian Pertanian optimistis dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri hingga akhir tahun sehingga tak perlu menambah impor. Penanaman padi dan jagung digenjot secara merata di seluruh Indonesia untuk memastikan ketersediaan pangan cukup.

"Kami sangat optimis bahwa untuk urusan pangan terutama padi dan jagung kalau dengan tambahan lahan yang baru, produksinya kita jaga kita tingkatkan dengan semua sumber daya yang ada apalagi kita punya bonus demografi ini sangat mungkin memenuhi kebutuhan dalam negeri," kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Yudi Sastro dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Pemerintah melalui Kementan telah melakukan perluasan areal tanam (PAT) dengan memanfaatkan pompanisasi sebagai solusi cepat meningkatkan produksi dalam negeri. Ia mencatat target tambah tanam pada setiap bulan mencapai 1 juta hektare yang terdiri atas sawah tadah hujan dan optimalisasi lahan. Beberapa sentra bahkan sudah menggelar panen lebih dari satu kali.

"Upaya tersebut perlahan tapi pasti mulai menunjukkan hasil. Indonesia mengekspor jagung asal Gorontalo sebanyak 50 ribu ton untuk kebutuhan pakan di Filipina," ujarnya.

Menurutnya, ekspor merupakan bukti bahwa kerja keras dan kolaborasi semua pihak mampu membawa pangan Indonesia kembali berjaya.

"Untuk jagung, tahun ini kita ekspor. Padahal sebelumnya kita mengalami kekurangan. Tetapi kemudian setelah lahan kita optimalkan,  kita bisa membalikkan keadaan dari impor ke ekspor," katanya.

Menteri Pertanian  Andi Amran Sulaiman sebelumnya mengatakan bahwa pompanisasi merupakan solusi cepat dalam memperluas areal tanam (PAT) saat kekeringan panjang akibat gelombang panas dunia. Lewat program tersebut, ia optimistis Indonesia mampu meningkatkan produksi secara maksimal.

"Pompanisasi sudah kita distribusikan secara merata, kini saatnya kita bekerja meningkatkan indeks pertanaman dari yang tadinya satu kali menjadi tiga kali dalam setahun. Dengan begitu, kita bisa pastikan mampu mencapai swasembada hingga lumbung pangan dunia," katanya.